Henti Jantung - Gejala & Penyebab

Apa itu henti jantung?

Henti jantung adalah kegagalan fungsi jantung yang terjadi secara mendadak sehingga mengganggu pasokan darah ke seluruh bagian tubuh. Akibatnya, penderita kehilangan kesadaran dan berhenti bernapas.

Henti jantung adalah kondisi darurat medis serius yang dapat mengancam nyawa. Segera hubungi ambulans di 1800-PARKWAY (7275929) jika Anda menjumpai seseorang yang mengalami henti jantung.

Henti jantung berbeda dengan serangan jantung. Serangan jantung adalah salah satu penyebab paling umum henti jantung. Dalam serangan jantung, darah yang mengalir ke jantung terhalang karena penggumpalan darah. Orang yang mengalami serangan jantung masih sadar dan bisa bernapas. Namun, jika tidak ditangani, kondisi ini bisa berubah menjadi henti jantung dan membahayakan nyawa.

Apa saja gejala henti jantung?

Henti jantung terjadi secara mendadak dan tanda-tandanya dapat berupa:

  • Ambruk
  • Hilangnya denyut atau detak jantung
  • Napas terhenti
  • Pingsan

Beberapa gejala mungkin muncul sebelum henti jantung mendadak terjadi. Di antaranya adalah:

  • Rasa tidak nyaman di dada
  • Sesak napas
  • Lunglai
  • Detak jantung cepat atau jantung berdebar

Sayangnya, banyak kasus henti jantung terjadi tanpa gejala apa pun.

Cara membantu orang yang mengalami henti jantung

Mintalah pertolongan medis darurat saat ada orang yang tidak sadarkan diri atau tidak bisa bernapas dengan normal.

Berikut hal-hal yang bisa Anda lakukan sembari menunggu paramedis:

  • Lakukan CPR. Periksa napas orang tersebut. Jika napasnya tidak normal, lakukan CPR. Tekan dada orang tersebut dengan cepat dan keras sekitar 100–120 tekanan per menit. Jika Anda terlatih dalam CPR, berikan napas buatan setelah 30 tekanan. Terus lakukan ini hingga tersedia defibrilator eksternal otomatis (AED) atau ambulans tiba.
  • Gunakan AED. AED berisi rekaman suara yang berisi instruksi langkah demi langkah. Gunakan AED untuk memeriksa irama jantung orang tersebut. Berikan kejutan listrik jika diperlukan. Ketika demikian, berikan sekali kejutan listrik, lalu lanjutkan CPR atau menekan dadanya.

Apa yang menyebabkan henti jantung?

Henti jantung dapat disebabkan oleh penyakit jantung, seperti:

  • Penyakit jantung koroner, yaitu saat arteri tersumbat kolesterol atau endapan lain
  • Serangan jantung, yang dapat memicu henti jantung
  • Gagal jantung, yaitu saat jantung tidak mampu memompa cukup darah ke jaringan tubuh
  • Pembesaran jantung, yaitu saat dinding otot jantung Anda mengembang dan membesar atau menebal
  • Penyakit katup jantung, yaitu saat katup jantung bocor atau menyempit sehingga menyebabkan peregangan atau penebalan otot jantung
  • Permasalahan kelistrikan di dalam jantung, seperti sindrom Brugada (yang dapat menyebabkan irama jantung tak teratur sehingga berpotensi membahayakan) dan sindrom QT panjang (yang dapat menyebabkan detak jantung tidak terkontrol dan tidak teratur)
  • Penyakit jantung bawaan, yaitu adanya masalah struktur jantung saat lahir

Apa saja faktor risiko henti jantung?

Faktor risiko henti jantung serupa dengan penyakit jantung koroner. Terdapat faktor risiko yang tidak dapat diubah dan yang dapat diubah.

Faktor risiko yang tidak dapat diubah

Ini mencakup kondisi yang sama sekali tidak bisa diubah, antara lain:

  • Usia. Seiring bertambahnya usia, arteri Anda kemungkinan besar rusak atau menyempit.
  • Jenis kelamin. Secara umum, laki-laki memiliki risiko yang lebih tinggi menderita penyakit jantung koroner dan mengalami henti jantung. Namun, risiko pada wanita meningkat signifikan setelah menopause.
  • Riwayat keluarga. Jika ada anggota keluarga dekat Anda yang menderita penyakit jantung, terutama pada usia muda, Anda berisiko lebih tinggi mengalami penyakit yang sama.
  • Etnis. Orang beretnis Asia Selatan, Afrika, atau Karibia berisiko lebih besar menderita penyakit kardiovaskular dan mengalami henti jantung.

Faktor risiko yang dapat diubah

Ini merupakan kondisi yang bisa diupayakan untuk diubah, antara lain:

  • Diabetes. Gula darah tinggi bisa merusak pembuluh darah jantung. Penderita diabetes juga cenderung memiliki kondisi lain yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan henti jantung.
  • Tekanan darah tinggi. Kondisi ini dapat menebalkan atau mengeraskan arteri hingga menyempit dan tidak dapat mengalirkan cukup darah.
  • Kolesterol tinggi. Kadar kolesterol tinggi dalam darah dapat meningkatkan risiko pembentukan plak (penumpukan kolesterol), juga dikenal sebagai aterosklerosis.
  • Obesitas. Berat badan berlebih dapat memperburuk dampak berbagai faktor risiko lain.
  • Gaya hidup yang kurang aktif. Kurangnya aktivitas fisik berkontribusi pada timbulnya penyakit jantung koroner dan sejumlah faktor risiko lain, seperti diabetes dan tekanan darah tinggi.
  • Stres. Stres yang tidak terkelola dengan baik dapat merusak arteri.
  • Merokok. Perokok berpeluang 2–4 kali lebih mungkin terkena penyakit jantung.
  • Kebiasaan makan makanan yang tidak sehat. Makanan yang tinggi lemak jenuh, lemak trans, garam, dan gula meningkatkan risiko terkena henti jantung. Gula dapat meningkatkan risiko menderita kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, dan diabetes.

Apa saja komplikasi dan penyakit terkait henti jantung?

Henti jantung mengurangi pasokan darah ke otak. Jika irama jantung tidak segera dipulihkan, otak dapat mengalami kerusakan yang berujung kematian.

Penyintas henti jantung jangka panjang dapat mengalami kerusakan otak.

Bagaimana cara mencegah henti jantung?

Anda dapat mengurangi risiko henti jantung mendadak dengan rutin menjalani pemeriksaan kesehatan dan menjaga kesehatan jantung dengan:

  • Menerapkan pola makan sehat dan menjaga berat badan ideal
  • Lebih sering berolahraga, kecuali jika dokter menganjurkan lain
  • Tidak berlebihan dalam mengonsumsi minuman beralkohol
  • Berhenti merokok dan mengurangi paparan terhadap asap rokok
Halaman ini telah ditinjau oleh peninjau konten medis kami.

Perlu bantuan?


Untuk mengajukan pertanyaan, hubungi
+65 6575 7575

Untuk membuat janji temu, hubungi kami via WhatsApp di nomor
+65 8111 9777