Dr Wong Te Ching Mark

Dr Mark Wong adalah dokter bedah umum di Mount Elizabeth Novena Hospital.

Dia memiliki minat khusus pada bedah invasif minimal (laparoskopi dan robotik) untuk penyakit usus besar jinak dan kanker.

Dr Wong memiliki masa jabatan paling lama sebagai direktur pelayanan gangguan dasar panggul di Singapore General Hospital (SGH). Selama menjabat, dia memimpin tim multidisiplin yang terdiri dari spesialis bedah kolorektal, ginekolog, dan spesialis urologi untuk memberikan perawatan holistik kepada pasien dengan gangguan dasar panggul, termasuk inkontinensia, konstipasi kronis, dan prolaps organ. Pada tahun 2016, dia ditunjuk sebagai direktur pertama di unit fungsi gastrointestinal SGH. Dia bertugas memimpin tim spesialis gastroenterologi dan spesialis bedah untuk mengevaluasi pasien dengan gangguan gastrointestinal fungsional.

Dia adalah lulusan National University of Singapore (NUS) tahun 1999, dan memperoleh diploma fellowship dari Royal College of Surgeons of Edinburgh pada tahun 2004. Dia kemudian menyelesaikan pelatihan bedah tingkat lanjut di SGH. Dia menyelesaikan ujian fellowship spesialis gabungan dalam bedah umum pada tahun 2008, dan meraih College of Surgeons Gold Medal sebagai kandidat terbaik. Pada tahun yang sama, dia terdaftar sebagai anggota Academy of Medicine di bidang bedah.

Dr Wong menerima beasiswa Health Manpower Development Plan (HMDP) pada tahun 2009 untuk mengikuti pelatihan fellowship di bidang bedah kolorektal invasif minimal di University Hospital of Nantes, Prancis. Setelah itu, dia menerima beasiswa HMDP kedua pada tahun 2014 untuk mengikuti pelatihan di bidang gangguan dasar panggul dan kolorektal fungsional di Aarhus University Hospital, Denmark.

Dia adalah konsultan senior di departemen bedah kolorektal di SGH dan konsultan tamu di divisi onkologi bedah di National Cancer Centre Singapore dan KK Women’s and Children’s Hospital.

Dr Wong memelopori teknik robotik dan laparoskopi untuk bedah dasar panggul di SGH. Dia melakukan prosedur rektopeksi robotik pertama untuk prolaps rektal dan berhasil memasang implan neuromodulasi sakral untuk inkontinensia fekal. Dia sangat ahli dalam bedah laparoskopi dan robotik untuk tumor jinak maupun kanker, proktologi, endoskopi terapeutik lanjutan, dan gangguan usus besar fungsional seperti konstipasi dan inkontinensia. Profesi dokter telah ditekuninya selama lebih dari 20 tahun.

Dia telah bekerja sama dengan spesialis bedah kolorektal di seluruh Eropa, AS, dan Asia, sehingga memiliki perspektif global dalam menangani pasien. Dia adalah tokoh berpengaruh di bidang bedah kolorektal (laparoskopi dan robotik) serta bedah dasar panggul invasif minimal, dan telah diundang untuk memberikan kuliah tentang kolorektal di sejumlah konferensi lokal, regional, dan internasional. Dia juga telah membimbing dan melatih rekan spesialis internasional di bidang bedah kolorektal dari Asia Tenggara, termasuk Bangladesh, Myanmar, Filipina, dan Vietnam.

Dia ditunjuk sebagai adjunct assistant professor di Duke-NUS Medical School dan dosen klinis senior di NUS Yong Loo Lin School of Medicine. Dia adalah pengajar inti di program residensi bedah umum di SingHealth dan berperan penting dalam menjaga standar pendidikan bedah. Dia bertindak sebagai sekretaris kehormatan di Society of Colorectal Surgeons of Singapore. Saat ini, dia adalah anggota European Society of Coloproctology, Society of Endoscopic and Laparoscopic Society of Asia, Society of Colorectal Surgeons of Singapore, dan Singapore Continence Society.

Dia telah menulis beberapa bab buku dan sejumlah publikasi di jurnal kolorektal tinjauan sejawat internasional. Dia aktif menjadi peninjau ahli untuk jurnal kolorektal internasional, termasuk Colorectal Disease and Techniques di bidang koloproktologi.

Dr Wong adalah penerima sejumlah penghargaan, termasuk SGH CEO Service Award, Heart of Gold, dan Service with a Heart. Dia juga merupakan spesialis bedah pertama di SGH yang menerima beasiswa bergengsi SingHealth untuk meraih gelar Executive Masters in Business Administration, yang dia selesaikan dengan predikat kehormatan tertinggi pada tahun 2017.