Kanker serviks tahap awal mungkin tidak memiliki gejala. Anda harus segera ke dokter jika mengalami gejala-gejala berikut:
- Perdarahan vagina atau keluarnya cairan yang abnormal
- Nyeri saat berhubungan seksual
- Nyeri punggung bawah atau panggul
- Nyeri atau sulit buang air kecil dan urine keruh
- Sembelit kronis dan merasakan adanya feses meskipun telah buang air besar
- Kebocoran urine atau feses dari vagina
Carcinoma in SITU (CIS atau CIN)
Carcinoma in situ (CIN) adalah sekelompok sel pra-kanker yang berbahaya yang masih 'in situ' atau 'di tempat’ dan belum bergerak dari posisi semula serta belum menyebar ke bagian tubuh yang lain. Di Singapura dan negara-negara maju lainnya, meluasnya penggunaan program pemeriksaan serviks telah membantu menemukan CIN dan mengurangi jumlah kanker serviks invasif.
Tes Pap smear dapat mengidentifikasi CIN serviks, yang penanganannya dapat menghentikan pertumbuhan kanker. Disarankan bagi wanita yang telah aktif secara seksual agar melakukan pemeriksaan setahun sekali. Kebiasaan ini harus berlanjut hingga mereka berusia 70 tahun. Jika 2 – 3 tes Pap smear menunjukkan hasil normal, wanita tersebut dapat mengurangi frekuensi tes menjadi setiap 2-3 tahun sekali. Namun, wanita yang berisiko tinggi harus terus menjalani tes Pap smear setiap tahun.
Tidak semua wanita dengan infeksi HPV menderita CIN, dan tidak semua wanita yang memiliki CIN menderita kanker serviks. Banyak infeksi HPV dapat diatasi oleh sistem kekebalan tubuh, sama seperti infeksi lainnya.
Namun, strain HPV tertentu dapat bertahan di serviks selama bertahun-tahun, mengubah susunan genetik sel serviks dari waktu ke waktu dan mengarah ke displasia (perkembangan sel yang tidak normal). Jika tidak diobati, displasia parah dapat berkembang menjadi kanker serviks invasif.
CIN biasanya tidak menunjukkan gejala sama sekali. Saat ini akan menjadi waktu terbaik untuk pemeriksaan kanker karena penanganan pada titik ini cenderung yang paling efektif.