Lutut, salah satu sendi terbesar dalam tubuh, terdiri dari 3 buah tulang – tulang paha (femur), tulang kering (tibia), dan tempurung lutut (patella) – yang disatukan oleh sebuah jaringan luas yang terdiri dari ligamen, tulang rawan, tendon dan otot. Karena lutut merupakan sebuah struktur penting yang bertanggung jawab terhadap gerakan dan menanggung beban, maka sangatlah penting untuk memahami kondisi yang dapat mempengaruhi fungsinya, pilihan pengobatan yang tersedia, dan bagaimana cara terbaik untuk merawat lutut untuk membantu mencegah terjadinya komplikasi dan cacat jangka panjang di masa yang akan datang.
Cedera Yang Umum Terjadi Pada Lutut
Cedera lutut dapat diakibatkan oleh olah raga atau kegiatan rekreasi, jatuh yang tidak disengaja, atau bahkan aus akibat penggunaan setiap hari. Sebagian besar cedera minor seperti luka dan memar akan sembuh dengan sendirinya, namun beberapa cedera tertentu dapat menyebabkan kondisi serius yang dalam jangka panjang dapat mempengaruhi fungsi lutut. Cedera yang umum terjadi pada lutut meliputi:
Fraktur
Tempurung lutut adalah fraktur tulang yang paling umum terjadi pada lutut. Banyak fraktur di sekitar lutut disebabkan oleh trauma berenergi tinggi, seperti jatuh dari ketinggian atau tabrakan kendaraan bermotor. Bila kekuatan benturan menyebabkan tulang menjadi patah dan berpindah dari lokasi aslinya, mungkin perlu dilakukan operasi.
Gejala fraktur tulang pada lutut meliputi nyeri, terasa empuk ketika disentuh, bengkak, kelainan bentuk pada daerah fraktur, dan keterbatasan gerak. Untuk kasus minor, pengobatan biasanya membutuhkan imobilisasi dengan bantuan gips hingga fragmen tulang sembuh, dimana hal ini dapat memakan waktu sekitar 6 minggu. Operasi mungkin perlu dilakukan untuk meluruskan dan menstabilkan tulang. Berkonsultasilah dengan dokter Anda untuk memahami pilihan pengobatan yang tersedia.
Artritis
Artritis adalah suatu kondisi dimana terjadi peradangan di dalam dan di sekitar sendi. Osteoartritis umum terjadi pada lutut, dimana bantalan pelindung antar sendi (tulang rawan) dapat menjadi rusak akibat penuaan atau aus. Faktor genetik, ketidakstabilan sendi dan cedera juga dapat berkontribusi terhadap terjadinya osteoartritis. Gejala osteoartritis meliputi nyeri, kekakuan, gerakan yang terbatas, bengkak dan terkadang ada bunyi gemeretak ketika bergerak.