Siklus haid diatur oleh peningkatan dan penurunan jumlah hormon, dan merupakan suatu proses alami dimana tubuh mempersiapkan diri untuk kehamilan. Sekitar sebulan sekali, tumbuh sebuah lapisan baru pada rahim (yang disebut sebagai endometrium) sebagai persiapan bagi telur yang dibuahi. Bila tidak ada telur yang dibuahi, lapisan rahim tersebut akan luruh dan menyebabkan terjadinya pendarahan haid bulanan. Siklus haid rata-rata berlangsung selama 28 hari, namun lamanya siklus dan banyaknya darah haid yang keluar dapat berbeda-beda antar individu.
Haid biasanya mulai terjadi pada wanita yang berusia 11 tahun, dan umumnya berhenti pada usia antara 45 – 60 tahun. Darah haid biasanya keluar selama 3 – 7 hari. Akhir dari masa haid yang terakhir disebut sebagai menopause. Haid merupakan bagian penting dari kesehatan. Bicaralah dengan ginekolog Anda bila Anda mengalami pendarahan yang tidak teratur atau lebih banyak dari biasanya.
Apa Yang Terjadi Dalam Suatu Siklus Haid?
Siklus haid terdiri dari 3 fase: folikular (sebelum pelepasan telur), ovulasi (pelepasan telur), dan luteal (setelah pelepasan telur). Infografis di bawah ini mengilustrasikan interaksi hormon yang rumit dan perubahan yang terjadi dalam suatu siklus menstruasi.
Fase folikular (Hari ke-1 pendarahan) – Kelenjar di bawah otak melepaskan hormon yang mendorong perkembangan dari folikel menjadi telur dalam indung telur. Ini melepaskan estrogen yang menebalkan lapisan dalam rahim sebagai persiapan kemungkinan melekatnya telur yang dibuahi.
Ovulasi (Hari ke-14) – Sebuah telur yang matang dilepaskan dari indung telur. Peningkatan estrogen menyebabkan lonjakan hormon yang memicu ovulasi dimana telur memasuki tuba fallopi dan bergerak menuju rahim. Telur akan hancur dalam waktu 24 jam bila tidak terjadi pembuahan.
Fase luteal (Hari ke-14 – 28) – Folikel yang kosong runtuh setelah telur dilepaskan dan menjadi corpus luteum, yang memproduksi hormon progesteron. Ini akan semakin menebalkan dan memelihara lapisan dalam rahim. Bila terjadi pembuahan, telur yang dibuahi ditanamkan pada lapisan dalam rahim dan kadar progesteron tetap tinggi. Bila tidak terjadi pembuahan, telur dan corpus luteum akan hancur. Kadar estrogen dan progesteron menurun dan siklus haid dimulai kembali, dimana lapisan dalam rahim luruh bersama dengan telur yang tidak dibuahi.
Siklus haid yang teratur merupakan hal yang penting bagi kesehatan dan kesejahteraan seorang wanita. Kondisi tertentu seperti endometriosis dapat menyebabkan kram haid yang menyakitkan atau pendarahan berat yang abnormal. Berkonsultasilah dengan ginekolog Anda bila Anda mengalami perubahan dalam siklus haid Anda.
Mengatasi Nyeri Haid
Sebagian besar wanita mengalami nyeri ketika haid. Meskipun nyeri haid merupakan hal yang umum, dalam kasus tertentu, nyeri dapat tak tertahankan dan cukup parah sehingga mempengaruhi kegiatan sehari-hari. Dismenorea adalah istilah medis untuk kram yang menyakitkan yang dialami sebelum atau selama haid. Gejalanya meliputi:
- Nyeri pada punggung bagian bawah, pinggul, atau daerah paha bagian dalam
- Tekanan pada perut
- Nyeri pada perut
- Kembung atau diare
- Sakit kepala atau mual
- Payudara terasa nyeri ketika disentuh
Kram haid yang ringan dapat diredakan dengan metode berikut ini:
- Meletakkan bantalan hangat pada perut
- Mandi dengan air hangat
- Beristirahat dengan cukup
- Berolah raga secara teratur
- Menghindari kafein, garam, dan alkohol
- Menahan diri dari merokok
Bicaralah dengan ginekolog Anda bila Anda mengalami kram haid. Kondisi medis tertentu seperti endometriosis dapat menyebabkan nyeri haid. Berkonsultasilah dengan ginekolog Anda untuk memperoleh informasi lebih lanjut.
Referensi:
- Proctor M, Farquhar C; Diagnosis and management of dysmenorrhoea. BMJ. 2006 May 13;332(7550):1134-8.
- MedicineNet.com
- Wong CL, Farquhar C, Roberts H, et al; Oral contraceptive pill as treatment for primary dysmenorrhoea. Cochrane Database Syst Rev. 2009 Apr 15;(2):CD002120.