Sumber: Shutterstock
Dr Melvin Look, dokter bedah umum di Rumah Sakit Mount Elizabeth, menjelaskan apa yang perlu Anda ketahui tentang kanker lambung dan infeksi perut.
Kanker perut, juga dikenal sebagai kanker lambung, terjadi ketika sel-sel yang melapisi dinding lambung menjadi bersifat kanker. Massa, atau tukak, dapat terbentuk dalam lambung, dan menyebabkan gejala awal seperti nyeri ulu hati, sakit perut, mual, dan hilang selera makan.
Tingkat kanker lambung tertinggi ditemukan di Asia, Eropa Timur, dan Amerika Selatan. Dan di subkelompok tertentu seperti pria Cina, misalnya, risiko seumur hidup untuk kanker lambung adalah sekitar 1 banding 50.
Walaupun sudah ada kemajuan dalam pembedahan dan pengetahuan medis, banyak pasien masih didiagnosis dengan kanker lambung pada stadium lanjut, yang membuatnya sulit diobati sampai berhasil. Di beberapa negara, seperti Jepang dan Korea, telah ada program skrining untuk mendeteksi kasus baru pada stadium dini.
Gejala awal kanker lambung meliputi:
Akan tetapi, gejala-gejala ini juga dapat disebabkan oleh beberapa kondisi lain, sehingga penting bagi Anda untuk berbicara dengan dokter Anda demi mendapatkan diagnosis yang tepat.
Gejala selanjutnya meliputi:
Lambung manusia terdiri dari 5 bagian:
Kanker yang berasal dari kardiak biasanya berkaitan dengan obesitas dan penyakit refluks gastroesofageal (Gastroesophageal Reflux Disease – GERD), sementara kanker di antrum dan pilorus biasanya terkait dengan infeksi Helicobacter pylori, merokok, tingginya asupan makanan asin dan diasap, dan riwayat kanker lambung dalam keluarga.
Hal lain yang dapat meningkatkan risiko Anda adalah:
Tidak ada yang benar-benar tahu asal mula bakteri ini atau bagaimana saat pertama kali bisa masuk ke dalam tubuh manusia, tetapi kebersihan yang buruk dan makanan terkontaminasi sepertinya merupakan faktor dalam penyebarannya. Hampir 60% orang dewasa membawa bakteri ini, tetapi kebanyakan tidak menyadarinya.
Gejala-gejalanya meliputi:
Pemberian antibiotik dapat mengatasi infeksi dalam tubuh.
EBV adalah virus yang menyebabkan mononukleosis, atau ‘mono’. Virus ini menimbulkan gejala seperti flu, termasuk demam, lelah, ruam, sakit tenggorokan, pembengkakan kelenjar, dan lemah otot. Akan tetapi, seperti halnya H. pylori, Anda bisa jadi membawa virus ini, namun tidak menyadarinya. Virus ini dapat hidup di dalam tubuh dan menjadi aktif lagi, bahkan berbulan-bulan atau bertahun-tahun kemudian.
Sayangnya, tidak ada perawatan spesifik untuk mono. Cara terbaik untuk menghindarinya adalah menjauh dari orang yang mengalami gejala mono.
Walaupun kaitan antara EBV dan kanker lambung relatif baru diketahui, sekitar 9% kanker lambung diperkirakan memiliki kaitan dengan virus tersebut.
Studi pada populasi secara keseluruhan menunjukkan bahwa mengurangi jumlah infeksi H. pylori dapat membantu menurunkan jumlah kasus kanker. Dalam salah satu studi itu, insiden kanker lambung berkurang sampai 25%. Oleh karena itu, diagnosis H. pylori sejak dini dapat membantu mengurangi risiko perkembangan kanker di kemudian hari.
Jika Anda mengalami gejala infeksi H. pylori, berkonsultasilah dengan dokter Anda. Dokter dapat melakukan tes non-invasif untuk menyingkirkan kemungkinan penyebab lain. Gastroskopi (kamera kecil yang dimasukkan ke esofagus Anda) juga dapat mengecek tanda atau gejala kanker lambung pada saat yang bersamaan.