Alefia Arshad Vasanwala
Dietitian

Sumber: Shutterstock
Dietitian
Dietitian, Service Clinic
Dietitian
Dietitian
Kanker kolorektal (juga dikenal sebagai kanker kolon, kanker rektum, atau kanker usus besar) merujuk pada kanker yang terjadi pada kolon (usus besar) dan rektum (bagian saluran pencernaan yang menghubungkan kolon dengan anus). Apa yang Anda makan dan minum berperan dalam risiko kanker kolorektal dan kesehatan usus secara keseluruhan.
Usus besar memainkan peran penting dalam sistem pencernaan dengan memproses limbah melalui pengeluaran dari tubuh. Ketika sel-sel yang melapisi usus besar tumbuh secara abnormal, mereka dapat membentuk polip atau tumor, yang dapat menjadi kanker seiring waktu.
Kanker kolorektal sangat umum; di Singapura, menurut laporan Singapore Cancer Society tahun 2021, kanker ini menjadi penyebab kematian akibat kanker kedua terbanyak. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga melaporkan pada tahun 2023 bahwa kanker kolorektal merupakan jenis kanker ketiga paling umum di dunia dan lebih umum terjadi di negara-negara maju.
Kombinasi yang tepat antara pengobatan dan penyesuaian pola makan dapat membantu mengelola penyakit secara efektif. Jika Anda didiagnosis menderita kanker kolon, dokter Anda akan mengevaluasi kondisi individu Anda dan stadium kanker yang telah dicapai untuk menentukan rencana pengobatan yang sesuai. Pengobatan kanker yang umum meliputi:
Anda harus selalu mengikuti saran dokter Anda saat menjalani pengobatan untuk penyakit apa pun. Kanker adalah kondisi serius dan mengancam nyawa, dan onkolog Anda akan menyusun rencana pengobatan terbaik sesuai dengan kondisi Anda.
Pencegahan lebih baik daripada pengobatan. Penelitian menunjukkan bahwa pola makan tinggi lemak, daging merah dan olahan, makanan manis dan ultra-olahan, serta konsumsi alkohol berlebihan dapat meningkatkan risiko kanker kolorektal.
Di sisi lain, pola makan tinggi serat tidak hanya berkaitan dengan kelancaran buang air besar; ia mendukung kesehatan usus dan menjadi perisai penting melawan kanker kolorektal. Makanan tinggi serat, termasuk sayuran berdaun hijau, kacang-kacangan, dan biji-bijian utuh, adalah sahabat terbaik usus besar Anda. Mereka meningkatkan kesehatan pencernaan sambil menjaga kelancaran proses pencernaan. Makanan tinggi serat juga membantu mengatur kadar gula darah.
Polah makan Anda memainkan peran penting dalam mengurangi risiko kanker kolorektal. Berikut adalah beberapa makanan terbaik untuk mengurangi risiko dan meningkatkan kesehatan usus Anda.
Brokoli dan sayuran cruciferous lainnya seperti kale, kubis, dan kembang kol mengandung senyawa seperti sulforaphane yang dapat membantu mengurangi risiko kanker dengan mendukung enzim detoksifikasi dan mengatur pertumbuhan sel.
Asparagus dan bayam juga merupakan sayuran hijau kaya nutrisi, menyediakan folat, serat, dan karotenoid, yang telah dikaitkan dalam studi besar dengan risiko kanker kolorektal yang lebih rendah.
Sayuran berwarna seperti tomat dan paprika menambahkan sentuhan warna pada piring Anda sambil juga menyediakan berbagai nutrisi bermanfaat.
Kacang-kacangan, lentil, dan kacang chickpea kaya akan serat, pati resisten, dan protein nabati. Penelitian menunjukkan bahwa konsumsi rutin kacang-kacangan terkait dengan penurunan risiko kanker kolorektal. Kacang hitam dan legum lainnya juga menghasilkan asam lemak rantai pendek yang bermanfaat di usus, yang mungkin membantu melindungi sel-sel kolon.
Kacang-kacangan dan biji-bijian seperti kacang walnut, kacang tanah, biji rami, dan biji chia kaya akan lemak sehat, serat, dan antioksidan. Dalam sebuah studi di Journal of Clinical Oncology, pasien kanker kolorektal yang mengonsumsi dua porsi atau lebih per minggu memiliki tingkat kekambuhan dan kematian yang lebih rendah. Satu porsi sekitar segenggam kecil (28 g atau 2 sendok makan biji). Karena juga tinggi kalori, nikmati dengan moderat sebagai bagian dari diet seimbang yang mencegah kanker.
Ikan berlemak seperti salmon, sarden, dan makarel kaya akan asam lemak omega-3, yang memiliki sifat anti-inflamasi. Studi observasional menunjukkan bahwa konsumsi ikan yang lebih tinggi mungkin terkait dengan risiko kanker kolorektal yang lebih rendah, meskipun temuan tidak sepenuhnya konsisten. Mengonsumsi ikan sebagai bagian dari diet seimbang didukung oleh manfaat kardiovaskular serta pencegahan kanker.
Mengganti daging merah dan olahan dengan unggas rendah lemak adalah langkah praktis. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengklasifikasikan daging olahan sebagai karsinogenik dan daging merah sebagai kemungkinan karsinogenik. Unggas, di sisi lain, tidak terkait dengan peningkatan risiko kanker kolorektal, menjadikannya pilihan protein yang lebih sehat.
Buah-buahan kaya akan serat, vitamin, dan antioksidan, yang dapat membantu menurunkan risiko kanker kolorektal. Buah-buahan kaya serat seperti pepaya, pisang, pir, dan naga, merupakan cara manis untuk menambah serat dalam diet Anda, membantu pencernaan, dan mengandung antioksidan untuk meningkatkan kesehatan jantung. Pilih buah-buahan sebagai pencuci mulut alami yang manis untuk mengakhiri makan Anda.
Buah beri sangat bermanfaat berkat kandungan anthocyanin dan fitonutrien lainnya yang tinggi. Faktanya, beberapa penelitian menyarankan bahwa black raspberry mungkin dapat membantu mencegah perubahan prakanker di usus besar. Dengan memasukkan berbagai jenis buah dan beri ke dalam diet Anda, Anda dapat mendukung kesehatan usus dan kesejahteraan secara keseluruhan.
Kopi telah dikaitkan dengan penurunan risiko kambuh dan kematian pada pasien kanker kolorektal. Sebuah studi dalam Journal of Clinical Oncology menemukan bahwa pasien kanker kolorektal stadium III yang minum setidaknya empat cangkir per hari memiliki risiko kambuh 42% lebih rendah dan risiko kematian 33% lebih rendah dibandingkan dengan yang tidak minum kopi. Konsumsi kopi moderat juga mendukung kesehatan metabolik.
Untuk mengurangi risiko kanker kolorektal, berikut adalah beberapa makanan yang sebaiknya dihindari.
Makanan dengan beban glikemik tinggi (misalnya nasi putih, mie, kue, gula) dikaitkan dengan hasil yang buruk pada pasien yang kelebihan berat badan atau diabetes.
Diet dengan beban glikemik tinggi dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker kolorektal, kemungkinan melalui efek pada insulin dan faktor pertumbuhan. Hal ini karena makanan tersebut memicu kecenderungan yang lebih besar terhadap resistensi insulin. Insulin dan hormon terkaitnya diyakini dapat meningkatkan risiko kanker.
Beban glikemik adalah ukuran yang memperhitungkan jumlah karbohidrat dalam porsi makanan bersama dengan seberapa cepatnya meningkatkan kadar gula darah. Beban glikemik tinggi merujuk pada makanan dengan nilai 20 ke atas.
Daging merah seperti sapi dan babi dikaitkan dengan peningkatan risiko yang moderat namun signifikan. Ada beberapa alasan potensial untuk menjelaskan bagaimana daging merah dapat menyebabkan kanker kolon. Daging merah mengandung senyawa bernama haem, yang memberikan warna merah pada daging. Senyawa ini mempromosikan pembentukan senyawa N-nitroso yang berpotensi menyebabkan kanker. Selain itu, saat daging merah dimasak pada suhu tinggi, senyawa karsinogenik diproduksi yang dapat menyebabkan kanker kolon pada orang yang memiliki kecenderungan genetik.
Batasi konsumsi daging merah dan gantilah dengan ikan, daging putih rendah lemak, atau protein nabati seperti tahu.
Daging olahan sering mengandung bahan kimia dan pengawet yang menurut penelitian mungkin bersifat karsinogenik. Karsinogen adalah agen yang memiliki kemampuan menyebabkan kanker. Mereka bekerja dengan berinteraksi dengan DNA sel dan menyebabkan perubahan pada DNA tersebut (mutasi).
Daging olahan merujuk pada daging yang diawetkan dengan cara pengasapan, pengasinan, atau penambahan pengawet. Ini termasuk ham, sosis, bacon, daging olahan seperti salami, daging kalengan seperti corned beef, dan daging iris untuk makan siang, termasuk yang terbuat dari ayam dan kalkun.
Daging olahan mengandung senyawa bernama nitrit dan nitrat yang ditambahkan sebagai pengawet, yang diyakini dapat menyebabkan kanker. Proses pengolahan juga mengubah sifat daging, yang mungkin berperan dalam hubungannya dengan kanker. Sebagian besar diet Anda sebaiknya terdiri dari makanan segar.
Makanan ultra-olahan (UPFs) merujuk pada makanan yang telah mengalami modifikasi signifikan dari bentuk aslinya dan sering mengandung gula tambahan, garam, lemak, atau minyak yang diolah dari bahan lain. UPFs meliputi mie instan, nugget, sosis, dan minuman bersoda manis. Sebuah studi tahun 2023 menemukan bahwa pria yang mengonsumsi lebih banyak makanan ultra-olahan memiliki risiko 29% lebih tinggi untuk mengembangkan kanker kolorektal dibandingkan dengan mereka yang mengonsumsi paling sedikit.
Meskipun penelitian masih berkembang, bukti menunjukkan bahwa membatasi konsumsi UPFs dan memilih makanan segar yang minim pengolahan adalah pilihan yang lebih baik.
Mengonsumsi alkohol dapat meningkatkan risiko kanker kolorektal dan kondisi lain. Studi menunjukkan bahwa konsumsi alkohol sedang hingga berat dapat meningkatkan risiko sebesar 20-50%. Hal ini karena alkohol dapat merusak DNA, menyebabkan stres oksidatif, dan memengaruhi cara tubuh menyerap nutrisi.
Sebaiknya batasi konsumsi alkohol atau hindari sama sekali jika Anda ingin mengurangi risiko kanker, karena bahkan konsumsi alkohol dalam jumlah sedikit pun tetap memiliki risiko.
Perubahan pola makan paling penting yang perlu diingat adalah bahwa pola makan sehat dan seimbang akan memberikan Anda peluang terbaik untuk menjaga kesehatan dan melawan penyakit. Pastikan asupan nutrisi Anda mencakup buah-buahan, sayuran, biji-bijian utuh, dan protein rendah lemak, serta minimalkan konsumsi karbohidrat sederhana dan makanan olahan. Beberapa ide resep yang mengandung superfood penangkal kanker adalah:
Jika Anda sedang menjalani pengobatan kanker, berkonsultasilah dengan dokter Anda untuk merencanakan program kesehatan yang disesuaikan sebelum melakukan perubahan signifikan pada pola makan atau gaya hidup Anda.
Bekerja sama dengan ahli gizi dapat membantu membuat perubahan sehat terasa lebih mudah dicapai. Perubahan sederhana, seperti memilih biji-bijian utuh daripada nasi putih atau memilih ikan daripada daging merah, dapat membuat perbedaan besar bagi kesehatan pencernaan dan risiko kanker Anda. Selain itu, menikmati buah segar sebagai camilan manis adalah cara yang bagus untuk mengurangi konsumsi dessert manis.
Di Mount Elizabeth, kami menawarkan layanan perawatan kanker komprehensif yang dipimpin oleh ahli bedah umum, ahli onkologi medis, dan ahli onkologi radiasi yang berpengalaman. Ahli gizi kami bekerja sama erat dengan tim perawatan kanker Anda untuk membantu Anda memenuhi kebutuhan nutrisi di setiap tahap pengobatan — mulai dari diagnosis dan pembedahan hingga pemulihan dan kelangsungan hidup (survivorship).
Pelajari lebih lanjut