Kanker Payudara - Gejala & Penyebab

Apa Itu Kanker Payudara?

Tumor payudara adalah adanya pertumbuhan jaringan abnormal di dalam payudara yang kadang-kadang dapat dirasakan sebagai benjolan. Jika sel abnormal dalam payudara ini membelah tanpa terkendali dan menginvasi atau menyebar ke organ lain, maka sel ini disebut kanker. Tumor dapat dibedakan menjadi dua: tumor jinak (nonkanker) dan tumor ganas (kanker), yang jika tidak segera ditangani maka sel-sel kanker payudara dapat menyebar ke organ tubuh yang lain.

Berikut adalah beberapa jenis kanker payudara yang cukup sering ditemui;

  • Ductal carcinoma in situ (DCIS) atau karsinoma duktal in situ
    Sering dianggap sebagai bentuk paling awal dari kanker payudara. Kanker ini menyerang sel-sel yang melapisi saluran susu. Pada tahap ini, pertumbuhan sel-sel kanker belum menyebar ke jaringan payudara di sekitarnya.
  • Lobular carcinoma in situ (LCIS) atau karsinoma lobular in situ
    Adanya pertumbuhan sel secara abnormal pada lobulus atau kelenjar penghasil susu di ujung saluran payudara. Jenis kanker payudara ini tidak menyebar, namun dapat meningkatkan risiko kanker payudara invasif di kedua payudara di kemudian hari jika tidak segera ditindaklanjuti.
  • Invasive ductal carcinoma (IDC) atau karsinoma duktal invasif
    Kanker yang mulai tumbuh di saluran susu dan telah menyerang jaringan fibrosa atau lemak payudara. IDC adalah bentuk kanker payudara yang paling umum, mewakili 80% dari semua diagnosis kanker payudara. Kanker ini bisa menyebar ke area tubuh yang lain.
  • Invasive lobular carcinoma (ILC) atau karsinoma lobular invasif
    Jenis kanker payudara yang dimulai di kelenjar penghasil susu (lobulus) dan bisa menyebar ke jaringan sekitarnya seperti kelenjar getah bening dan area lain di tubuh. Kanker ini terjadi pada 10% kasus kanker payudara.
  • Angiosarkoma
    Jenis kanker yang tumbuh di pembuluh darah dan saluran getah bening di payudara. Seringkali merupakan komplikasi dari pengobatan radiasi sebelumnya pada payudara, dan dapat terjadi 8-10 tahun sesudah dilakukannya pengobatan.

Sedangkan tahapan perkembangan atau stadium kanker payudara terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu:

  • Stadium 1
    Tahap ini adalah tahap paling awal di mana sel kanker masih berukuran sangat kecil. Pada tahap ini pun, kanker payudara belum menyebar ke kelenjar getah bening, namun sudah merambat ke jaringan payudara sehat di sekitarnya.
  • Stadium 2
    Pada tahap ini, sel kanker payudara sudah merambat lebih jauh dari stadium 1, dan menyebar ke kelenjar getah bening di dekat ketiak atau tulang dada, tetapi belum menyebar ke bagian tubuh yang lebih jauh.
  • Stadium 3
    Pada tahap ini, kanker payudara memiliki ukuran sebesar 5cm (atau lebih besar), dan sudah banyak tersebar ke kelenjar getah bening sekitarnya. Namun, penyebarannya belum sampai ke organ tubuh lainnya.
  • Stadium 4
    Ciri kanker payudara pada tahap ini ditandai dengan mengganasnya sel kanker dan sudah menyebar ke jaringan di luar payudara, kelenjar getah bening, bahkan sampai ke jaringan kulit, tulang, hati, atau otak. Sel kanker umumnya sudah berkembang cukup lama di payudara sampai akhirnya bisa dikategorikan dalam tahapan ini.

Kanker payudara adalah jenis kanker yang paling banyak ditemukan di Indonesia, dengan angka kasus baru mencapai sekitar 65.000 kasus pada tahun 2020 menurut Globocan. Kanker payudara mewakili hampir 17 persen dari total kanker di Indonesia tanpa memandang jenis kelamin. Sedangkan bagi jenis kelamin wanita, kanker payudara menempati posisi pertama (30.8%) dalam hal angka kejadian kanker di atas kanker leher rahim.

Apa Gejala Kanker Payudara?

Ciri-ciri kanker payudara mungkin muncul sejak fase awal kanker payudara sehingga dapat ditafsirkan sebagai gejala awal kanker payudara. Beberapa gejala kanker payudara dapat mencakup satu atau beberapa hal berikut:

  • Benjolan tanpa rasa nyeri dalam payudara.
  • Pendarahan atau keluarnya cairan yang tidak biasa dari puting payudara.
  • Lekukan atau kerutan pada kulit payudara.
  • Rasa gatal yang berkepanjangan dan bercak merah di sekeliling puting payudara.
  • Puting payudara yang tertarik ke dalam.
  • Kulit yang membengkak dan mengeras pada payudara.

Apa Penyebab Kanker Payudara?

Penyebab kanker payudara belum diketahui secara pasti. Namun secara umum, penyebab kanker payudara dipengaruhi dua faktor utama:

  • Genetik. Wanita dengan anggota keluarga yang mengidap penyakit yang sama berpeluang lebih tinggi terjangkit kanker payudara.
  • Hormonal. Pada dasarnya hormon wanita normal mengendalikan pembelahan sel dalam payudara. Perubahan hormon dapat memicu pembelahan yang abnormal dan mempertinggi risiko terkena kanker payudara.

Apa Faktor Risiko Kanker Payudara?

Selain itu, terdapat beberapa risiko lain yang menjadi penyebab kanker payudara, antara lain:

  • Usia. Wanita dengan usia lebih tua berisiko mengidap kanker payudara daripada wanita berusia muda.
  • Obesitas. Kelebihan berat badan mempertinggi kemungkinan risiko terserang kanker payudara.
  • Belum pernah hamil atau melahirkan pada usia tua. Wanita yang belum pernah hamil dan menyusui memiliki risiko kanker payudara lebih besar dibanding wanita yang sudah pernah hamil dan menyusui. Wanita yang baru memiliki anak di atas usia 30 tahun lebih berisiko mengalami kanker payudara.
  • Hormon tidak seimbang. Wanita yang mendapat terapi hormon estrogen dan progesteron setelah menopause, mempunyai kemungkinan lebih tinggi terserang kanker payudara. Wanita yang mulai menstruasi terlalu muda yaitu di bawah usia 12 tahun diketahui lebih berisiko mengalami kanker payudara, dan wanita yang belum mengalami menopause hingga usia 55 tahun juga berisiko lebih tinggi untuk mengalami kanker payudara.
  • Paparan radiasi. Jika seseorang pernah menjalani prosedur radioterapi sebelumnya, maka orang tersebut lebih rentan untuk mengalami kanker payudara.

Apa Komplikasi Kanker Payudara?

Komplikasi terkait kanker payudara berkaitan erat dengan metastasis, yaitu penyebaran kanker ke organ atau jaringan lainnya. Hal ini biasanya terjadi pada stadium lanjut. Komplikasi umum di organ lain biasanya ditemui di bagian seperti kelenjar getah bening, tulang, paru-paru, hati, dan otak.

Selain itu, komplikasi juga dapat muncul akibat pengobatan kanker payudara itu sendiri. Misalnya saja, pengobatan dengan kemoterapi dapat menyebabkan sariawan, mual, dan diare. Sedangkan terapi radiasi dapat menyebabkan rasa nyeri seperti terbakar dan terbentuknya jaringan parut.

Melakukan deteksi dini dan mendapatkan prosedur diagnostik yang akurat adalah langkah kunci dalam mengantisipasi dan menghadapi kanker payudara. Silakan buat janji temu dan berkonsultasi dengan dokter spesialis kami untuk menentukan penanganan kanker payudara yang terbaik untuk Anda.

Bagaimana Cara Mencegah Kanker Payudara?

Mengingat kanker payudara seringkali tidak menimbulkan gejala, khususnya pada stadium awal, wanita disarankan untuk melakukan diagnosis mandiri – atau “periksa payudara sendiri” (disingkat “SADARI”) meskipun tidak merasakan gejala kanker payudara. Periode pemeriksaan SADARI yang dianjurkan adalah seminggu setelah menstruasi dan dilakukan secara rutin setiap bulan. Dengan melakukan pemeriksaan mandiri secara rutin, wanita dapat mengenali payudaranya sendiri dan lebih sensitif terhadap perubahan.

Deteksi dini kanker payudara yang dilakukan pada saat gejala awal kanker payudara dirasakan dapat memperbesar kemungkinan penyembuhan. Anda dapat melakukan berbagai metode deteksi dini kanker payudara. Jika Anda tidak merasakan gejala kanker payudara apa pun, Anda tetap disarankan untuk melakukan diagnosis mandiri, deteksi dini, dan pemeriksaan medis secara rutin sebagai upaya mengantisipasi kanker payudara.

Halaman ini telah ditinjau oleh peninjau konten medis kami.

Perlu bantuan?


Untuk mengajukan pertanyaan, hubungi
+65 6575 7575

Untuk membuat janji temu, hubungi kami via WhatsApp di nomor
+65 8111 9777