• Gleneagles Singapore

Kanker Serviks

  • Apakah Itu Kanker Serviks?

    Kanker serviks atau kanker leher rahim merupakan kondisi pertumbuhan sel-sel abnormal dalam serviks di bagian atas vagina. Secara garis besar, ada dua jenis kanker serviks:

    • Karsinoma sel skuamosa, merupakan jenis kanker serviks yang paling umum terjadi. Kanker serviks jenis ini bermula dari sel skuamosa yang melapisi bagian terluar leher rahim.
    • Adenokarsinoma, yang lebih jarang terjadi. Kanker serviks ini berawal dari sel kelenjar yang terdapat pada saluran leher rahim.

    Sedangkan dari tingkat perkembangan atau keparahannya, kanker serviks dibagi menjadi 4 stadium:

    • Stadium 1

      Sel kanker telah berkembang dari permukaan serviks ke jaringan serviks yang lebih dalam. Namun, kanker belum menyebar ke kelenjar getah bening di dekatnya atau organ yang lebih jauh.

    • Stadium 2

      Kanker telah tumbuh di rahim dan di luar leher rahim, tetapi belum menyebar ke dinding panggul atau bagian bawah vagina, belum menyebar ke kelenjar getah bening di dekatnya, atau belum menyebar ke organ yang lebih jauh.

    • Stadium 3

      Kanker telah menyebar ke bagian bawah vagina atau dinding panggul. Pada beberapa kasus, kanker mungkin menghalangi ureter, yaitu saluran yang membawa urine dari ginjal ke kandung kemih. Pada stadium ini, kanker mungkin sudah menyebar ke kelenjar getah bening di dekatnya, tetapi belum menyebar ke bagian tubuh yang lebih jauh.

    • Stadium 4

      Kanker telah mencapai bagian atau organ tubuh di luar serviks, seperti kandung kemih, rektum, atau bahkan ke organ yang jauh, seperti paru-paru atau tulang.


    Kanker serviks adalah salah satu kanker yang paling umum terjadi pada sistem reproduksi wanita. Pada tahun 2020, Indonesia mencatat penambahan 36.000 kasus baru kanker serviks, bahkan kanker serviks merupakan kanker penyebab kematian wanita Indonesia nomor 2 setelah kanker payudara, dengan lebih dari 21.000 wanita Indonesia meninggal setiap tahunnya.

    Menimbang bahaya kanker serviks, maka wanita sangat disarankan untuk melakukan langkah mudah untuk memeriksa dan mencegah kanker serviks sejak dini. Terlebih lagi, sebenarnya kanker ini cukup mudah diidentifikasi. Berikut adalah beberapa prosedur diagnostik dan langkah mencegah kanker serviks yang umum dilakukan:

    • Tes IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat), yang merupakan pemeriksaan serviks atau leher rahim untuk mendeteksi keberadaan kanker dengan cepat. Larutan asetat digunakan dalam prosedur ini untuk melihat apakah ada bercak putih pada leher rahim, yang mengindikasikan kemungkinan adanya lesi prakanker. Tes Pap smear adalah langkah lanjutan yang biasanya disarankan ketika tes IVA menunjukkan hasil positif.

    • Papanicolaou (Pap) smear. Pap smear adalah prosedur skrining pada serviks untuk mendeteksi dini kanker serviks dengan lebih akurat dibandingkan tes IVA. Pengujian dilakukan dengan mengambil lendir di sekeliling serviks yang kemudian dianalisis di laboratorium.

    • Imunisasi dengan vaksin kanker serviks atau vaksin HPV (Human papillomavirus), sebagai tindakan pencegahan terhadap virus HPV yang menyebabkan kanker serviks.


    Pemeriksaan serviks secara teratur seperti prosedur deteksi dini dan tes skrining disarankan untuk seseorang yang aktif secara seksual. Pemeriksaan dianjurkan setiap tiga tahun sampai usia tiga puluh, kemudian setiap lima tahun sesudahnya. Dokter dapat memberikan anjuran yang paling tepat sesuai dengan kondisi pasien.

    Di luar langkah-langkah yang disebutkan di atas, ada beberapa cara lain untuk mencegah kanker serviks yang dapat dilakukan, misalnya dengan menjaga pola makan, mengadopsi gaya hidup sehat (termasuk tidak merokok dan membatasi asupan alkohol), dan berperilaku seksual yang sehat.

    kanker serviks

  • Penyebab kanker serviks yang terutama dapat dikaitkan dengan infeksi Human papillomavirus (HPV). HPV ditemukan hampir di semua kasus kanker serviks. Meskipun begitu, tidak semua wanita yang terinfeksi HPV akan menderita kanker serviks. Ada lebih dari seratus jenis virus HPV, dan yang menjadi penyebab kanker serviks paling umum adalah virus HPV 16 dan HPV 18. Kedua jenis HPV tersebut menyumbang sekitar 70% dari penyebab kanker serviks secara keseluruhan. Virus HPV dapat menular melalui hubungan seksual, yang berarti memiliki banyak pasangan seksual dapat meningkatkan risiko kanker serviks.

    Di samping virus HPV, faktor-faktor risiko lainnya meliputi:

    • Anda atau pasangan seksual Anda memiliki riwayat berganti pasangan seksual
    • Aktivitas seksual pertama pada usia muda (di bawah usia 20 tahun)
    • Melahirkan lebih dari 5 anak atau di bawah usia 17 tahun
    • Kebiasaan merokok
    • Meminum pil kontrasepsi dalam jangka waktu yang lama
    • Infeksi di daerah kelamin atau radang panggul
    • Kurang asupan makanan yang kaya antioksidan (buah dan sayur)
    • Obesitas atau kelebihan berat badan
    • Riwayat kanker serviks dalam keluarga
  • Gejala awal kanker serviks mungkin tidak tampak secara jelas atau bahkan baru muncul ketika kanker sudah memasuki stadium lanjut. Maka dari itu, cara terbaik untuk memastikan keberadaan kanker serviks adalah dengan melakukan deteksi dini dan pemeriksaan serviks secara teratur – tanpa harus menunggu munculnya gejala kanker serviks.

    Gejala awal kanker serviks yang paling mudah terlihat adalah munculnya flek atau perdarahan tidak normal dari vagina. Biasanya ini terjadi setelah berhubungan seks, di luar masa menstruasi atau setelah menopause. Selain itu, gejala awal kanker serviks lainnya dapat berupa rasa nyeri ketika berhubungan seksual dan keluarnya cairan tidak wajar dari vagina. Jika kondisi ini berulang, pasien disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter.

    Sedangkan pada kanker serviks stadium lanjut, gejala kanker serviks yang dialami dapat berupa:

    • Pembengkakan pada satu kaki
    • Konstipasi kronis dan merasa seperti ada tinja walaupun sudah buang air besar
    • Keluar urine atau tinja dari vagina
    • Rasa nyeri pada punggung bagian bawah atau panggul
    • Sakit dan sulit buang air kecil dan urine tampak keruh (mungkin terdapat darah)
    • Nyeri pada tulang
    • Kelelahan dan hilang nafsu makan
  • Penanganan atau pengobatan kanker serviks bergantung pada banyak hal, mulai dari kondisi pasien hingga stadium kanker. Secara umum, pilihan penanganan kanker serviks meliputi:

    • Pengangkatan sel-sel prakanker

      Prosedur ini dilakukan ketika hasil tes menunjukkan adanya perubahan biologis yang berpotensi menjadi kanker di kemudian hari. Dokter dapat menyarankan terapi laser untuk membakar sel-sel abnormal, biopsi kerucut untuk mengangkat area jaringan abnormal dengan melakukan operasi, atau pemotongan sel-sel dengan menggunakan kawat tipis dan arus listrik (disebut Large Loop Excision of Transformation Zone atau LLETZ).

    • Operasi atau pembedahan

      Pada dasarnya, prosedur ini bertujuan mengangkat kanker. Ada beberapa metode yang dapat dilakukan, seperti:

      • Bedah laser dan konisasi atau biopsi kerucut, untuk mengangkat sel kanker dengan cara yang sudah dijelaskan sebelumnya.

      • Cryosurgery, dengan menggunakan nitrogen cair untuk membunuh sel-sel kanker.

      • Trakelektomi radikal untuk mengangkat serviks, jaringan sekitarnya, dan bagian atas dari vagina, tetapi tanpa mengangkat rahim sehingga pasien masih mungkin memiliki keturunan.

      • Histerektomi, untuk mengangkat rahim. Histerektomi dapat dilakukan secara sederhana dengan mengangkat leher rahim dan rahim (terkadang dengan ovarium dan tuba falopi), yang biasanya dilakukan pada kanker serviks stadium awal. Juga ada histerektomi radikal yang mengangkat leher rahim, rahim, jaringan di sekitarnya, kelenjar getah bening, ovarium, dan tuba falopi yang biasanya dilakukan pada kanker serviks stadium lanjut.

      • Ekstenterasi panggul, yang merupakan operasi cukup besar karena melibatkan pengangkatan jaringan di sekitar serviks, yang bahkan pada beberapa kasus melibatkan organ lain di mana kanker telah menyebar seperti kandung kemih, vagina, dan rektum. Prosedur ini umumnya dilakukan jika terjadi kekambuhan pada kanker.

    • Terapi radiasi atau radioterapi

      Dokter mungkin menyarankan terapi radiasi atau radioterapi sebagai pilihan penanganan. Terapi radiasi memanfaatkan sinar-X berenergi tinggi untuk membunuh sel-sel kanker. Terapi ini dapat dilakukan secara tunggal atau dipadukan dengan prosedur lainnya, seperti pembedahan untuk kanker serviks stadium awal atau kemoterapi untuk kanker serviks stadium lanjut.

      Pada dasarnya, ada dua jenis radioterapi yang bisa dilaksanakan dan kedua jenis ini mungkin dikombinasikan:

      • Radioterapi eksternal, merupakan penyinaran area panggul pasien dengan gelombang energi tinggi.

      • Radioterapi internal, dilakukan dengan memasukkan implan radioaktif ke dalam vagina dan ditempatkan tepat di sel kanker atau di sekitarnya selama beberapa menit.

    • Kemoterapi, pengobatan kanker serviks dengan obat yang disuntikkan ke pembuluh darah atau diberikan melalui mulut dan dapat menjangkau berbagai area tubuh. Tujuan dari kemoterapi adalah untuk mematikan sel-sel kanker, memperlambat pertumbuhan sel-sel kanker, atau meredakan gejala yang dialami. Kemoterapi dapat diberikan sebagai pengobatan kanker serviks tunggal atau dikombinasikan dengan radioterapi.

    Menjalani deteksi dini berupa tes skrining dan prosedur diagnostik yang tepat (seperti tes IVA dan Pap smear) adalah langkah kunci dalam meningkatkan peluang kesembuhan sekaligus mengurangi risiko kesehatan dan finansial. Sedangkan pemilihan perawatan yang tepat sangat bergantung pada kondisi pasien serta hasil evaluasi dokter demi memaksimalkan dampak positif penanganan dan mengantisipasi efek samping (jika ada).

    Silakan buat janji temu dan berkonsultasi dengan dokter spesialis onkologi kami untuk mengetahui pilihan komprehensif terbaik yang tersedia bagi Anda di Gleneagles Hospital Singapura.

    Buat Perjanjian

  • Spesialis Kami

    Ada 33 SpesialisLihat Semua

    Ada 33 SpesialisLihat Semua