IGRT dapat dipraktikkan untuk menangani semua jenis kanker. Namun, keunggulan IGRT akan lebih terlihat saat diterapkan pada bagian tubuh yang bergerak, seperti misalnya karena gerakan pernapasan atau pencernaan. Contoh kasus organ tubuh bergerak di mana IGRT sering diterapkan adalah tumor pada paru-paru, kandung kemih, prostat, usus, hati, pankreas, dan bagian yang terletak dekat dengan jaringan atau organ kritis lainnya.
Dengan keunggulan akurasi dan presisi dari IGRT, maka perawatan kanker dimungkinkan untuk menggunakan dosis radiasi yang lebih tinggi dibandingkan terapi radiasi konvensional. Di satu sisi, hal tersebut meningkatkan efektivitas pengobatan kanker dan biasanya berimbas pada jumlah sesi penanganan yang lebih sedikit. Namun di sisi lain, sesi perencanaan dan pelaksanaan terapi bisa jadi lebih panjang dibandingkan terapi radiasi konvensional karena prosedur IGRT disesuaikan dengan kebutuhan pasien dan bersifat dinamis tergantung perkembangan. IGRT dapat melacak perubahan kanker selama perawatan, sehingga perencanaan dan sesi pelaksanaannya dapat berubah di tahap mana pun. Hal ini dilakukan agar pasien mendapat perawatan kanker yang lebih baik, pelaksanaan terapi radiasi yang lebih akurat dan efektif, serta meminimalkan efek samping.
Adapun efek samping IGRT yang mungkin terjadi di antaranya:
- Rambut rontok
- Masalah pada mulut dan kesulitan mengunyah atau makan
- Diare, mual, dan muntah
- Sakit kepala
- Perasaan tidak nyaman dan pembengkakan pada area penanganan kanker
- Perubahan kebiasaan buang air
Efek samping IGRT di atas biasanya akan hilang dengan sendirinya dalam beberapa minggu. Selain itu, terdapat efek samping yang mungkin muncul dalam hitungan bulan atau tahun sesudah penanganan dan bersifat permanen. Seperti misalnya perubahan pada tulang belakang, paru-paru, ginjal, sistem reproduksi, dan lainnya, namun, hal tersebut tergolong jarang ditemui.
Sebelum pasien menjalani prosedur IGRT, ada beberapa persiapan medis khusus yang perlu dilakukan. Sebagian prosedur IGRT mungkin akan menempatkan penanda kecil (disebut penanda fidusia) atau transponder elektromagnetik di dalam tubuh pasien atau dekat tumor untuk membantu menandai area penanganan. Biasanya penanda ini ditempatkan sekitar 1 minggu sebelum sesi pertama terapi radiasi. Kulit pasien juga mungkin ditandai dengan tinta berwarna sebagai indikator lokasi target terapi radiasi. Khusus untuk pasien yang menderita kanker prostat, pasien akan diminta mengonsumsi air 1 jam sebelum prosedur dilaksanakan untuk menjaga kandung kemih tetap penuh sehingga prostat dapat dipindai dengan lebih jelas.
Selain itu, sebagian pasien dengan kondisi khusus harus berkonsultasi lebih jauh dengan dokter tentang kemungkinan bisa atau tidaknya menjalani prosedur IGRT. Seperti misalnya:
- Wanita hamil, menyusui, atau merencanakan kehamilan
- Pasien dengan alat pacu jantung atau alat berbahan logam lainnya yang dapat bergerak dalam tubuh