• Gleneagles Singapore

Kanker Darah (Leukemia)

  • Apakah Itu Leukemia?

    Kanker darah atau leukemia adalah salah satu jenis kanker darah yang berawal dari pertumbuhan sel darah putih abnormal di dalam sumsum tulang belakang dan sistem limfatik. Sebagian masyarakat kita kadang mengeja jenis kanker darah ini sebagai “leukimia”, meskipun sebenarnya ejaan yang tepat adalah “leukemia”.

    Sel darah manusia dapat dibedakan menjadi tiga:

    • Sel darah merah (eritrosit) untuk membawa oksigen
    • Sel darah putih (leukosit) untuk melawan infeksi
    • Keping darah (trombosit) untuk membekukan darah

    Normalnya, sumsum tulang belakang memproduksi miliaran sel darah setiap harinya, di mana mayoritasnya merupakan sel darah merah. Namun, dalam kasus kanker darah atau leukemia, sumsum tulang belakang memproduksi sel darah putih dalam jumlah jauh besar melebihi keperluan. Bukan hanya itu, sel darah putih ini pun tidak berfungsi secara normal untuk memerangi infeksi. Ketidaknormalan ini berdampak besar, mulai dari kurangnya sel darah putih yang sehat untuk memerangi infeksi, kurangnya sel darah merah untuk membawa oksigen, hingga kurangnya keping darah untuk membekukan darah. Pada akhirnya, kondisi ini dapat berdampak pada penurunan fungsi organ tubuh lainnya.

    Kanker darah dapat diklasifikasikan berdasarkan dua kategori besar. Yang pertama adalah berdasarkan kecepatan perkembangannya dan yang kedua berdasarkan tipe sel darah putih yang terdampak. Berdasarkan kecepatan perkembangannya, leukemia dibedakan menjadi:

    • Leukemia akut, yang memburuk dengan cepat dan memerlukan penanganan yang agresif
    • Leukemia kronis, yang memburuk tidak secepat leukimia akut karena jumlah sel darah yang matangnya lebih banyak dan kadang tidak menimbulkan gejala awal

    Sedangkan berdasarkan tipe sel darah putih yang terdampak, kanker darah dibedakan menjadi:

    • Leukemia limfositik, memengaruhi sel-sel limfosit di mana jaringan limfatik adalah jaringan yang membangun sistem imun manusia
    • Leukemia mieloid, memengaruhi sel-sel mieloid yang terkait dengan sel darah merah, sel darah putih, dan sel penghasil platelet

    Dengan menyilangkan dua kategori di atas, maka secara umum ada 4 jenis leukemia yang dikenal:

    • Leukemia limfositik akut, yang paling umum ditemukan pada anak-anak, meskipun orang dewasa pun dapat terkena jenis kanker darah ini
    • Leukemia limfositik kronis, jenis leukemia kronis yang paling umum ditemukan pada orang dewasa di mana penderita mungkin dapat merasa sehat selama bertahun-tahun tanpa memerlukan penanganan
    • Leukemia mieloid akut, yang merupakan jenis leukemia akut paling umum ditemui pada orang dewasa dan juga dapat terjadi pada anak-anak
    • Leukemia mieloid kronis, yang kebanyakan menyerang orang dewasa di mana penderita mungkin hanya mengalami sedikit gejala atau tidak mengalami gejala apa pun sebelum sampai satu titik di mana sel-sel leukemia berkembang dengan sangat cepat

    Di samping empat jenis leukemia di atas, ada beberapa jenis leukemia lain yang tergolong langka. Misalnya: leukemia sel rambut, leukemia mielomonositik kronis, leukemia promielositik akut, leukemia limfositik granular besar, leukemia mielomonositik yang menyerang anak di bawah usia 6 tahun, dan lainnya.

    leukemia

  • Pada dasarnya, penyebab leukemia adalah mutasi (perubahan) pada DNA sel darah, yang mengakibatkan sel darah tidak berfungsi secara normal. Hanya saja pemicu mutasi tersebut belum diketahui secara pasti. Namun demikian, ada beberapa faktor risiko yang diketahui berpotensi menjadi penyebab leukemia:

    • Riwayat leukemia dalam keluarga atau faktor keturunan (genetik). Misalnya saja pengidap sindrom Down memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami leukemia akut. Sedangkan untuk leukemia limfositik kronis lebih cenderung diturunkan kepada pria dalam keluarga.
    • Menderita kelainan darah seperti sindrom mielodisplasia.
    • Terpapar radiasi tinggi atau zat kimia tertentu (misalnya: benzena).
    • Gangguan sistem kekebalan tubuh atau mengonsumsi obat yang berefek meredam sistem kekebalan.
    • Risiko terkait infeksi, termasuk infeksi virus Epstein-Barr dan bakteri Helicobacter pylori.
    • Merokok, yang meningkatkan risiko kanker darah dan juga kanker atau penyakit lainnya.
    • Pasien yang menerima kemoterapi atau radioterapi tertentu untuk pengobatan kanker sebelumnya.

    Faktor-faktor di atas ditengarai berkontribusi sebagai penyebab leukemia atau meningkatkan risiko terkena leukemia. Meskipun demikian, banyak orang yang memiliki faktor tersebut tidak menderita leukemia. Begitu pula sebaliknya, banyak orang yang menderita leukemia tidak memiliki faktor-faktor di atas. Maka dari itu, salah satu langkah terbaik untuk mengantisipasi kanker darah adalah dengan melakukan langkah-langkah pencegahan leukemia atau penurunan risiko leukemia.

    Berikut adalah beberapa langkah yang dapat berkontribusi dalam pencegahan leukemia atau penurunan risikonya:

    • Berolahraga secara teratur
    • Berhenti merokok
    • Menggunakan alat pelindung diri terutama jika bekerja di lingkungan yang rentan terpapar zat kimia atau radiasi
    • Melakukan deteksi dini kanker – khususnya jika ada riwayat kanker dalam keluarga
  • Tidak seperti kanker pada umumnya, gejala leukemia tidak ditandai dengan kehadiran benjolan atau tumor. Selain itu, gejala kanker darah pun sering kali tidak tampak jelas. Ada beberapa ciri-ciri leukemia yang mungkin dapat diidentifikasi, tetapi itu pun belum pasti menandakan seseorang menderita leukemia karena ciri-ciri kanker darah tersebut tidak spesifik dan menyerupai banyak kondisi medis lainnya.

    Berikut ini gejala leukimia atau ciri-ciri kanker darah yang umum dijumpai:

    • Mudah berdarah atau memar atau muncul bintik merah kecil pada kulit
    • Nyeri tulang atau sensitif terhadap nyeri
    • Demam atau panas dingin
    • Sering terkena infeksi
    • Kehilangan nafsu makan atau berat badan turun
    • Lemah dan lelah berkepanjangan
    • Sesak napas atau keringat berlebih, khususnya pada malam hari
    • Pembengkakan nodus limfa (kelenjar getah bening), hati, atau limpa

    Untuk saat ini, belum ada tes skrining atau prosedur deteksi dini lainnya yang cukup akurat untuk mendeteksi keberadaan leukemia sejak awal. Mempertimbangkan ambiguitas dari gejala kanker darah atau ciri-ciri leukemia, maka pemeriksaan harus dilakukan dengan tes-tes yang lebih kompleks untuk memastikan keakuratan diagnosis. Segera hubungi dokter spesialis darah (hematologi) ketika mendapati gejala-gejala yang mencurigakan. Dokter spesialis darah dapat membantu pasien dalam menentukan diagnosis yang tepat dan memberikan pilihan penanganan kanker darah yang paling sesuai bagi pasien.

  • Keputusan tentang penanganan atau pemberian obat kanker darah yang tepat akan bergantung pada kondisi pasien dan kanker (jenis kanker dan penyebarannya). Dokter spesialis hematologi akan memberikan pilihan penanganan yang paling sesuai bagi setiap pasien, baik bersifat tunggal maupun dikombinasikan.

    Berikut adalah beberapa prosedur penanganan kanker darah atau leukemia:

    • Kemoterapi

      Menggunakan obat kanker darah dari bahan-bahan kimia untuk membunuh sel-sel kanker di dalam darah dan sumsum tulang. Prosedur biasanya dilakukan dengan suntikan infus atau dengan pil.

    • Terapi radiasi atau radioterapi

      Memanfaatkan teknologi sinar radiasi (biasanya sinar-X atau sumber radiasi berenergi tinggi lainnya) untuk membunuh sel-sel kanker atau menghentikan pertumbuhannya.

    • Terapi biologis atau imunoterapi (terapi imun)

      Dilakukan dengan berusaha membantu sistem imun tubuh alami pasien untuk menemukan dan menyerang sel-sel kanker.

    • Terapi target

      Penggunaan obat kanker darah tertentu yang ditargetkan untuk menyerang sel ganas secara khusus, misalnya dengan mengeblok gen atau protein tertentu yang dibutuhkan sel kanker untuk berkembang.

    • Transplantasi sel punca atau sel induk (stem cell)

      Prosedur ini menggantikan sel-sel leukemia di sumsum tulang pasien yang sudah terjangkit kanker darah dengan sel-sel baru yang menghasilkan darah sehat. Sel induk bisa didapatkan dari tubuh pasien sendiri atau dari donor. Biasanya ada terapi pendahulu seperti kemoterapi atau radioterapi sebelum menjalani prosedur transplantasi sel punca.

    • Pembedahan atau operasi

      Dalam kondisi tertentu, prosedur operasi bisa dilakukan. Pengangkatan organ limpa (splenektomi) juga bisa dilakukan jika organ ini dipenuhi oleh sel kanker dan membengkak sehingga menekan organ di sekitarnya serta memperburuk gejala leukemia yang diderita.


    Menjalani prosedur serta mendapatkan diagnosis yang tepat dan sedini mungkin adalah langkah kunci dalam meningkatkan peluang kesembuhan sekaligus mengurangi risiko kesehatan dan finansial. Pemilihan perawatan yang tepat sangat bergantung pada kondisi pasien serta hasil evaluasi dokter demi memaksimalkan dampak positif penanganan dan mengantisipasi efek samping (jika ada).

    Silakan buat janji temu dan berkonsultasi dengan dokter spesialis hematologi kami untuk mengetahui pilihan komprehensif terbaik yang tersedia bagi Anda di Gleneagles Hospital Singapura.

    Buat Perjanjian

  • Spesialis Kami

    Ada 5 SpesialisLihat Semua

    Ada 5 SpesialisLihat Semua