Gejala kanker prostat umumnya tidak terlalu terlihat pada saat kanker stadium awal. Kebanyakan pria yang mencapai usia 80 tahun akan terkena kanker prostat, tetapi banyak dari mereka tidak merasakan ciri-ciri kanker prostat. Kenyataannya, banyak pria yang meninggal akibat usia tua tidak pernah mengetahui bahwa mereka mengidap kanker prostat atau bahkan sekadar menyadari gejala kanker prostat. Ini disebabkan karena sebagian besar kasus kanker prostat tumbuh secara perlahan.
Gejala kanker prostat mulai timbul ketika kelenjar prostat membesar atau mengalami pembengkakan dan mulai memengaruhi saluran kemih atau uretra. Dalam kondisi ini, gejala kanker prostat yang muncul di antaranya:
- Frekuensi buang air kecil meningkat
- Sulit buang air kecil
- Sering merasa ingin buang air kecil (kandung kemih terasa selalu penuh)
- Tidak dapat menahan buang air kecil
- Hanya sedikit mengeluarkan air seni
- Tekanan aliran air seni berkurang
- Sensasi terbakar atau nyeri ketika buang air kecil dan ejakulasi
- Terdapat darah dalam air seni atau semen
- Rasa nyeri pada panggul, punggung, atau pinggul
- Berat badan menyusut tanpa alasan jelas
Prosedur deteksi dini dan tes skrining merupakan salah satu cara mengantisipasi kanker prostat, tanpa harus menunggu munculnya gejala kanker prostat. Faktor risiko yang telah dijelaskan sebelumnya memainkan peranan penting dalam menentukan kapan seseorang dianjurkan untuk melakukan prosedur deteksi dini:
- Berusia 50 tahun ke atas, untuk mereka yang memiliki risiko sedang
- Berusia 45 tahun, untuk mereka dengan risiko tinggi
- Berusia 40 tahun, untuk mereka yang berisiko tinggi (obesitas, ras berkulit gelap, dan faktor risiko lainnya yang telah dijelaskan) terutama dengan riwayat keluarga menderita kanker prostat pada usia relatif muda
Prosedur diagnostik dapat dilakukan melalui beberapa metode, seperti:
- Pemeriksaan rektum digital ( digital rectal exam atau DRE), yang dilakukan dengan memeriksa tekstur bagian dubur, yang terletak tepat di sebelah prostat
- Pemeriksaan darah, dengan menggunakan tes PSA ( prostate-specific antigen atau antigen khusus prostat) untuk memeriksa kenormalan kadar protein PSA dalam darah
- Pemindaian seperti ultrasonografi (USG) dan MRI, yang merupakan tes lanjutan dari PSA untuk mendapatkan gambaran yang lebih baik dari prostat
- Biopsi, dengan mengambil sampel jaringan prostat untuk diperiksa di laboratorium
Satu hal yang perlu dicatat adalah adanya kontroversi prosedur deteksi dini kanker prostat, terutama terkait keakuratan diagnosisnya. Pakar dan organisasi kesehatan masih belum mencapai konsensus tentang apakah manfaat deteksi dini melebihi risiko yang dikandungnya. Bagi mereka yang kontra, argumennya adalah bahwa ketidakakuratan diagnosis dapat menyebabkan pasien menjalani pemeriksaan dan penanganan yang tidak perlu dan berpotensi memberikan dampak negatif terhadap kesehatan pasien. Maka dari itu, konsultasi dengan dokter menjadi langkah pertama yang harus dilakukan untuk menentukan perlu atau tidaknya melakukan prosedur deteksi dini kanker prostat.