• Gleneagles Singapore

Kanker Lambung (Perut)

  • Apakah Itu Kanker Lambung?

    Stadium kanker perut

    Kanker perut atau kanker lambung adalah kondisi yang diakibatkan perkembangan sel abnormal dalam lambung yang membentuk tumor ganas, lalu menyebar melalui dinding lambung. Kanker lambung lebih umum terdapat di Asia daripada di negara Barat. Di Indonesia, angka penderita kanker lambung mencapai 3.400 kasus baru pada tahun 2020.

    Ada beberapa jenis kanker lambung:

    • Adenokarsinoma, yang menyerang sel lapisan bagian dalam lambung. Ini adalah jenis kanker perut yang paling sering dijumpai, mencapai angka sekitar 90% dari total kasus kanker lambung.
    • Tumor karsinoid, yang menyerang sel-sel penghasil hormon dalam lambung. Biasanya kanker perut ini tidak menyebar ke jaringan atau organ lainnya.
    • Tumor stroma gastrointestinal atau gastrointestinal stromal tumor (GIST), yang menyerang jaringan ikat atau otot-otot dinding perut. Tumor ini dapat berawal di area mana pun dalam saluran pencernaan, tetapi kebanyakan berawal dari lambung.
    • Limfoma lambung, yang menyerang sel-sel imun pada dinding lambung. Limfoma sebenarnya dapat ditemukan di jaringan limfa mana pun, termasuk lambung. Ini adalah jenis kanker yang tergolong cukup jarang ditemui.
    • Jenis-jenis kanker lainnya yang relatif lebih jarang dijumpai seperti karsinoma sel skuamosa, karsinoma sel kecil, leiomyosarcoma (LMS), dan lainnya.
  • Penyebab kanker lambung belum diketahui secara pasti, meskipun telah dimengerti bahwa penyebab kanker lambung terkait dengan mutasi genetik pada sel-sel di dalam lambung. Selain itu, infeksi bakteri H. pylori (Helicobacter pylori) sering ditemukan pada penderita kanker lambung, meskipun hal tersebut tidak berarti infeksi bakteri selalu akan berkembang menjadi kanker lambung.

    Terkait demografi, risiko kanker lambung cenderung lebih tinggi pada karakteristik berikut:

    • Berusia di atas 50 tahun
    • Berjenis kelamin laki-laki
    • Ras dari Asia (khususnya Korea atau Jepang), Amerika Selatan, dan Belarusia

    Terkait gaya hidup, risiko kanker lambung dapat meningkat karena faktor berikut:

    • Sering mengonsumsi makanan yang diasap, ikan dan daging asin, acar, daging merah
    • Mengonsumsi alkohol secara berlebihan
    • Kebiasaan merokok, karena zat karsinogenik pada rokok merupakan salah satu faktor yang dapat memicu kanker

    Terkait kondisi medis, risiko kanker lambung dapat meningkat karena faktor berikut:

    • Riwayat kesehatan anggota keluarga terkait kanker lambung
    • Infeksi bakteri H. pylori
    • Infeksi virus Epstein-Barr (EBV)
    • Asam lambung, tukak lambung, dan polip lambung
    • Peradangan lambung jangka panjang (gastritis kronis)
    • Anemia pernisiosa akibat kekurangan vitamin B12
    • Gangguan imun tubuh
    • Kanker jenis lainnya seperti limfoma, usus, prostat, serviks, paru-paru, dan lainnya

    Dengan mengetahui faktor risiko di atas, maka ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk menurunkan risiko kanker lambung seperti misalnya:

    • Mengurangi atau menghentikan kebiasaan merokok dan mengonsumsi alkohol
    • Mengurangi atau menghindari makanan yang diasap, olahan, dan daging merah
    • Mengurangi konsumsi garam
    • Menerapkan pola makan sehat untuk mencukupi gizi tubuh yang dibutuhkan, khususnya sayur dan buah yang tidak terlalu asam
    • Berolahraga secara teratur untuk menjaga berat badan.
  • Ciri-ciri kanker lambung pada umumnya tidak terlihat pada tahap stadium awal dan terasa mirip seperti gejala penyakit maag. Meskipun demikian, ada beberapa gejala kanker perut yang mungkin muncul di tahap awal perkembangan, seperti berikut:

    • Sakit perut kronis
    • Hilang nafsu makan
    • Berat badan menyusut tanpa diketahui penyebabnya
    • Kembung dan sering bersendawa
    • Cepat merasa kenyang
    • Nyeri pada tulang dada atau ulu hati
    • Asam lambung naik
    • Cepat merasa lelah
    • Mual dan muntah

    Kanker yang telah memasuki stadium lanjut akan menunjukkan gejala kanker lambung yang lebih terasa, di antaranya:

    • Muntah darah
    • BAB berwarna hitam, yang menandakan adanya perdarahan
    • Pembengkakan pada perut
    • Anemia atau kurang darah
    • Penyakit kuning
    • Pembengkakan pada perut karena cairan menumpuk
    • Lemas, nafsu makan berkurang, penyusutan berat badan

    Ketika mengalami gejala kanker lambung di atas, pasien disarankan menemui dokter untuk berkonsultasi tentang masalah kesehatannya. Dokter akan membantu memberikan diagnosis melalui berbagai macam pilihan prosedur. Terdapat beberapa macam prosedur untuk mendiagnosis kanker perut, antara lain:

    • Pemeriksaan darah, untuk memeriksa adanya infeksi H. pylori, kondisi anemia, serta fungsi organ tubuh lain seperti hati dan ginjal.
    • Pemeriksaan feses, untuk mendeteksi adanya darah dalam feses.
    • Endoskopi, dilakukan untuk melihat bagian dalam lambung dengan menggunakan perangkat seperti selang yang dilengkapi kamera. Prosedur endoskopi saluran pencernaan bagian atas disebut juga gastroskopi dan dapat dimanfaatkan untuk mengambil sampel jaringan jika diperlukan.
    • Laparoskopi, dengan memasukkan alat seperti prosedur gastroskopi, tetapi melalui irisan kecil pada dinding perut. Tujuan laparoskopi adalah untuk mengetahui penyebaran kanker lambung ke organ lain.
    • Pencitraan lambung dengan menggunakan foto rontgen, ultrasonografi (USG) endoskopi, CT-scan, dan PET-scan. Prosedur ini dilakukan untuk mendapatkan visualisasi kelainan pada lambung dan penyebaran kanker.
    • Biopsi, merupakan pengambilan sampel jaringan pada lambung untuk diperiksa lebih lanjut di laboratorium guna mengonfirmasi keberadaan kanker.
  • Penanganan kanker lambung pada dasarnya tergantung kondisi pasien dan stadium kanker. Ada beberapa pilihan penanganan kanker lambung dan tidak jarang dokter akan menyarankan kombinasi dari beberapa penanganan sekaligus untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

    Prosedur penanganan untuk kanker lambung mencakup:

    • Pembedahan atau operasi, untuk mengangkat jaringan kanker dari lambung atau untuk mengurangi komplikasi dari tumor jika kanker sudah pada stadium akhir. Ini berarti pengangkatan sebagian atau seluruh lambung pasien, tergantung penyebaran kanker.
    • Kemoterapi, dengan pemberian obat-obatan kimia untuk membunuh sel-sel kanker. Kemoterapi dapat dilakukan sebelum pembedahan dengan tujuan untuk mengurangi ukuran sel kanker sehingga mudah diangkat. Kemoterapi juga biasanya dikombinasikan dengan terapi radiasi setelah pembedahan atau untuk mengurangi gejala kanker lambung jika pembedahan tidak dapat dilakukan
    • Terapi radiasi atau radioterapi, dengan menggunakan sinar-X untuk membunuh sel-sel kanker. Radioterapi dapat dilakukan sebelum atau sesudah prosedur pengobatan lainnya. Radioterapi yang dilakukan sebelum pembedahan bertujuan untuk mengecilkan ukuran kanker, sedangkan radioterapi setelah prosedur pembedahan dilakukan dengan tujuan membunuh sel-sel kanker yang tersisa.
    • Terapi target, untuk memblokir pertumbuhan dan penyebaran sel kanker. Biasanya dikombinasikan dengan kemoterapi. Pada kanker lambung stadium akhir, pengobatan difokuskan untuk mengurangi gejala kanker perut, agar pasien merasa lebih nyaman menjalani aktivitasnya.
    • Terapi imun, dengan memberikan obat-obatan yang membantu sistem imun untuk memerangi kanker. Biasanya digunakan pada stadium lanjut, ketika kanker menyebar ke bagian tubuh lainnya atau bersifat kambuhan.

    Menjalani prosedur serta mendapatkan diagnosis yang tepat dan sedini mungkin adalah langkah kunci dalam meningkatkan peluang kesembuhan sekaligus mengurangi risiko kesehatan dan finansial. Pemilihan perawatan yang tepat sangat bergantung pada kondisi pasien serta hasil evaluasi dokter demi memaksimalkan dampak positif penanganan dan mengantisipasi efek samping (jika ada).

    Silakan buat janji temu dan berkonsultasi dengan dokter spesialis onkologi kami untuk mengetahui pilihan komprehensif terbaik yang tersedia bagi Anda di Gleneagles Hospital Singapura.

    Buat Perjanjian

  • Spesialis Kami

    Ada 33 SpesialisLihat Semua

    Ada 33 SpesialisLihat Semua