Demensia - Gejala & Penyebab

Apa itu demensia?

Demensia adalah istilah umum untuk menggambarkan sekumpulan gejala akibat satu atau beberapa gangguan saraf. Demensia bukanlah suatu penyakit dan hingga sekarang belum bisa disembuhkan secara medis.

Seseorang dianggap mengalami demensia ketika penyakit otak berdampak pada kemampuannya untuk mengingat, belajar, berpikir, atau mengambil keputusan.

Demensia dapat menyerang orang dewasa dari segala usia, tetapi lebih umum terjadi pada individu yang berusia di atas 65 tahun. Di Singapura, sekitar 6% individu dalam kelompok usia ini terkena demensia.

Demensia onset dini

Saat seseorang berusia di bawah 65 tahun sering menunjukkan gejala umum demensia, seperti kehilangan ingatan, kondisi ini terkadang disebut sebagai demensia onset dini.

Demensia vs kepikunan

Demensia tidak termasuk dalam proses penuaan yang alami sehingga tidak dapat disamakan dengan kepikunan, yaitu istilah yang kadang digunakan untuk menggambarkan kondisi yang ditandai dengan kemunduran fisik dan mental akibat usia lanjut. Oleh karena itu, istilah demensia pikun tidak lagi digunakan.

Apa saja gejala demensia?

Gejalanya berbeda-beda, tergantung pada penyebab utama atau jenis demensia yang diderita. Gejala umum demensia antara lain:

  • Penurunan fungsi otak
  • Kesulitan menyelesaikan tugas rutin
  • Kehilangan minat terhadap pekerjaan dan kegiatan sosial
  • Kehilangan ingatan
  • Perubahan suasana hati
  • Kesulitan membuat pertimbangan
  • Masalah komunikasi
  • Tidak bisa mengenali waktu dan tempat
  • Kebingungan dan disorientasi
  • Berjalan-jalan dan tersesat di lingkungan sekitar rumah
  • Perilaku impulsif
  • Mengabaikan perasaan orang lain

Apa saja penyebab demensia?

Berbagai gangguan otak dapat menyebabkan munculnya gejala demensia. Gangguan ini juga terkadang dikenal sebagai jenis demensia.

Jenis-jenis demensia

Penyakit Alzheimer

Alzheimer adalah jenis demensia yang paling umum terjadi. Penyakit Alzheimer ditandai dengan penumpukan abnormal protein, atau dikenal sebagai belitan tau dan plak amiloid, yang merusak neuron (sel otak) sehat.

Demensia vaskular

Jenis demensia paling umum setelah penyakit Alzheimer. Demensia vaskular terjadi akibat kerusakan pembuluh darah sehingga suplai darah ke otak berkurang.

Demensia lewy body

Penyebabnya adalah gumpalan abnormal protein alfa-sinuklein, atau Lewy body, di otak.

Demensia frontotemporal

Jenis demensia langka ini biasanya menyerang individu berusia di bawah 60 tahun. Demensia frontotemporal disebabkan oleh penumpukan abnormal protein tertentu di otak.

Penyakit Parkinson

Istilah 'demensia penyakit Parkinson' mengacu pada perubahan perilaku dan cara berpikir pada individu yang telah didiagnosis mengalami penyakit Parkinson(/conditions-diseases/parkinsons-disease/symptoms-causes).

Penyebab demensia yang kurang umum antara lain:

  • Penyakit Huntington. Penyakit keturunan langka yang menyebabkan gangguan motorik, kognitif, dan perilaku secara progresif.
  • Penyakit Creutzfeldt-Jakob. Gangguan otak langka yang bersifat degeneratif dan pada akhirnya dapat berujung kematian.
  • Penyakit mirip leukodistrofi. Sekelompok kondisi yang ditandai dengan kelainan atau degenerasi (penurunan fungsi) substansi putih di otak.

Apa saja faktor risiko demensia?

Faktor berikut dapat meningkatkan risiko terjadinya demensia:

  • Usia di atas 65 tahun
  • Konsumsi alkohol dan narkoba secara berlebihan
  • Riwayat demensia dalam keluarga
  • Depresi
  • Sindrom Down
  • Diabetes, tekanan darah tinggi, atau kadar kolesterol tinggi
  • Penumpukan cairan berlebih di otak akibat infeksi atau tumor

Apa saja komplikasi demensia?

Demensia utamanya berkaitan dengan penurunan fungsi otak. Namun, bergantung pada penyebab demensia, komplikasi lainnya dapat mencakup:

  • Depresi
  • Dehidrasi dan gizi buruk
  • Delusi dan halusinasi
  • Hilangnya kemampuan berinteraksi sosial
  • Hilangnya kemampuan untuk menjalani hidup secara aman dan mandiri
  • Insomnia
  • Umur yang lebih pendek

Bagaimana cara mencegah demensia?

Meskipun belum ada cara yang ampuh mencegah demensia, pola hidup sehat berikut dapat membantu mengurangi risiko:

  • Aktif bergerak. Aktivitas fisik yang teratur dapat menunda timbulnya demensia dan mengurangi gejala.
  • Menjaga pikiran tetap aktif. Aktivitas yang mengasah pikiran, seperti bermain game memori dan kata, menyusun puzzle, serta membaca, dapat membantu meredakan gejala dan menunda timbulnya demensia.
  • Mengatasi penyakit gaya hidup. Tekanan darah tinggi atau hipertensi meningkatkan risiko terkena stroke dan demensia vaskular. Jika kondisi kronis semacam ini diobati dan diatasi secara efektif, risiko terkena demensia akan berkurang.
  • Mengatasi depresi. Depresi dan kecemasan perlu diatasi untuk mengurangi risiko terkena demensia.
  • Menangani gangguan pendengaran. Kehilangan pendengaran dapat memperbesar kemungkinan menurunnya kemampuan kognitif (mental).
  • Mengonsumsi makanan sehat. Terapkan pola makan yang kaya akan buah dan sayur, serealia utuh, serta asam lemak omega-3. Kurangi asupan lemak dan gula rafinasi.
  • Aktif secara sosial. Langkah ini membantu mencegah kesendirian dan isolasi sosial yang berpotensi meningkatkan risiko terjadinya kemunduran fungsi kognitif dan penyakit Alzheimer.
Halaman ini telah ditinjau oleh peninjau konten medis kami.

Perlu bantuan?


Untuk mengajukan pertanyaan, hubungi
+65 6575 7575

Untuk membuat janji temu, hubungi kami via WhatsApp di nomor
+65 8111 9777