Apa itu transplantasi sel punca singeneik?
Transplantasi sel punca singeneik adalah jenis transplantasi alogenik dari donor yang merupakan saudara kembar (atau kembar tiga) identik resipien. Ini artinya, donor dan resipien memiliki jenis jaringan yang identik.
Jenis transplantasi sel punca ini langka karena fenomena kembar atau kembar tiga yang identik jarang ditemui. Jika Anda memiliki saudara kembar atau kembar tiga identik, sel punca mereka dapat digunakan untuk menangani kanker darah (leukemia) atau kelainan darah yang Anda derita.
Cara kerjanya
Transplantasi sel punca singeneik menggunakan sel punca dari saudara kembar identik Anda untuk menggantikan sumsum tulang abnormal.
Sebelum menjalani transplantasi sel punca, Anda akan diberi radioterapi atau kemoterapi dosis tinggi, atau keduanya, untuk menghancurkan semua sel kanker serta sel darah normal dalam sumsum tulang Anda.
Anda kemudian diberi sel punca baru yang sehat, bebas dari sel kanker, dan akan memproduksi sendiri sel imunnya. Sel-sel imun ini akan melawan semua sel kanker yang tersisa setelah pengobatan.
Jika masih diperlukan, sel punca harus diambil lagi dari saudara kembar identik Anda.
Mengapa transplantasi sel punca singeneik diperlukan?
Transplantasi sel punca singeneik digunakan untuk menangani berbagai gangguan, seperti:
- Limfoma Hodgkin
- Leukemia
- Mieloma multipel
- Sindrom mielodisplasia
- Limfoma non-Hodgkin
- Anemia aplastik parah
- Kanker testis
Kelebihan transplantasi sel punca singeneik meliputi:
- Tubuh Anda dapat langsung menerima sel yang ditransplantasikan. Penyakit graft-versus-host (GVHD) tidak akan terjadi karena sistem imun Anda mengenali sel punca saudara kembar identik Anda sebagai sel Anda sendiri (jenis jaringan donor 100% cocok dengan resipien).
- Anda mendapatkan sel donor yang bebas kanker. Donor diwajibkan menjalani pemeriksaan medis secara saksama untuk memastikan sel puncanya terbukti bebas kanker.
Kekurangan transplantasi sel punca singeneik antara lain:
- Tubuh Anda mungkin tidak mampu melawan sel kanker. Jenis transplantasi ini tidak akan menghancurkan sel kanker karena sel punca yang baru dimasukkan identik dengan sel Anda sendiri. Sistem imun lama maupun baru Anda mungkin tidak dapat mengenali dan melawan sel kanker sehingga mungkin menyebabkan kambuhnya kanker.
Apa saja risiko dan komplikasi transplantasi sel punca singeneik?
Efek samping transplantasi sel punca dapat bervariasi pada tiap orang. Sebagian orang mengalami banyak efek samping, sementara yang lainnya hanya sedikit. Beberapa efek samping bersifat jangka pendek (akut), tetapi ada juga yang jangka panjang (kronis).
Kebanyakan efek samping berasal dari kemoterapi atau terapi radiasi yang diberikan sebelum proses transplantasi. Efek samping lainnya terkait dengan transplantasi sel punca.
Efek samping awal di antaranya:
- Nyeri pada mulut dan tenggorokan
- Mual dan muntah
- Infeksi bakteri, virus, atau jamur
- Perdarahan dan anemia (jumlah sel darah merah yang rendah)
- Gangguan paru-paru, seperti pneumonitis atau peradangan pada jaringan paru
- Penyakit venooklusif (VOD), yaitu tersumbatnya pembuluh darah kecil yang mengarah ke hati.
Efek samping jangka panjang meliputi:
- Gangguan mata, seperti katarak
- Kerusakan organ
- Kanker kambuh lagi
- Kanker sekunder
- Masalah jaringan getah bening
- Infertilitas
- Masalah tiroid akibat perubahan hormon
Setelah menjalani transplantasi sel punca, dokter akan memantau Anda secara intensif. Dokter akan melakukan tindakan untuk mencegah dan menangani efek samping yang muncul dengan cepat.
Seperti apa persiapan untuk menjalani transplantasi sel punca singeneik?
Untuk memastikan transplantasi sel punca cocok untuk Anda, dokter harus melakukan prosedur dan pemeriksaan berikut:
- Memeriksa riwayat kesehatan Anda secara lengkap
- Melakukan pemeriksaan fisik
- Melakukan pemeriksaan antigen leukosit manusia (HLA), yaitu pemeriksaan darah untuk memastikan kecocokan jaringan dengan donor.
- Melakukan biopsi sumsum tulang
- Melakukan CT Scan (pemindaian tomografi terkomputasi) atau pemindaian pencitraan resonansi magnetik (MRI)
- Melakukan Elektrokardiogram (EKG), ekokardiografi (echo), atau studi pergerakan dinding untuk memeriksa jantung Anda
- Melakukan rontgen dada dan pemeriksaan fungsi paru untuk memeriksa paru-paru Anda
- Melakukan pemeriksaan darah, seperti kimia darah dan hitung darah lengkap, serta pemeriksaan untuk menentukan ada tidaknya virus, seperti hepatitis, cytomegalovirus (CMV), dan HIV
Anda juga mungkin diminta untuk menjalani evaluasi lain, seperti pemeriksaan psikologis atau konseling kesuburan.
Seperti apa proses transplantasi sel punca singeneik?
Anda akan diberi terapi pengondisian sebelum menjalani transplantasi sel punca.
Terapi pengondisian
Terapi pengondisian digunakan untuk:
- Menghilangkan sel kanker yang tertinggal di dalam tubuh
- Menyiapkan sumsum tulang untuk menerima sel punca donor
- Menekan sistem imun untuk menurunkan risiko penolakan sel punca donor.
Pengondisian meliputi terapi myeloablative, yaitu pemberian kemoterapi dosis tinggi melalui kateter (slang) vena sentral. Anda juga mungkin memerlukan total body irradiation (TBI), yaitu sejenis terapi radiasi yang mengobati seluruh tubuh menggunakan radiasi. Program pengondisian akan bervariasi tergantung penyakitnya.
Terapi pengondisian biasanya diberikan selama beberapa hari.
Transplantasi sel punca
Transplantasi biasanya dilakukan 1–3 hari setelah terapi pengondisian selesai. Hari pelaksanaan transplantasi biasanya dihitung sebagai hari ke-0.
Anda akan diberi sel punca melalui kateter vena sentral. Jumlah sel punca yang Anda terima dihitung berdasarkan berat badan Anda.
Durasi transplantasi bergantung pada jumlah sel punca yang diberikan. Biasanya berlangsung sekitar 1–2 jam.
Anda akan dipantau secara intensif untuk mengantisipasi efek samping selama Anda menerima sel punca. Efek sampingnya dapat meliputi menggigil, demam, nyeri dada, sakit kepala, mual, sesak napas, dan biduran.
Setelah prosedur
Setelah prosedur, sel punca yang ditransplantasi masuk ke darah hingga ke sumsum tulang untuk mulai membuat sel darah baru. Proses ini dikenal sebagai engraftment (pencangkokan).
Diperlukan waktu 2–6 minggu sebelum jumlah sel darah kembali normal.
Selama waktu tersebut, Anda harus tinggal di ruangan isolasi di rumah sakit karena berisiko tinggi terserang infeksi. Anda mungkin:
- Merasa lelah dan tidak enak badan
- Harus melakukan pemeriksaan darah dan suhu rutin
- Dipantau secara intensif untuk mengantisipasi perdarahan, mual, muntah, diare, dan reaksi lain
- Diberi obat-obatan termasuk antibiotik, antijamur, dan antivirus untuk mencegah dan menangani infeksi
- Diberi nutrisi dan suplemen melalui kateter vena sentral sampai Anda siap untuk makan lewat mulut
- Diberikan faktor stimulasi koloni (CSF) untuk mempercepat penyembuhan
- Memerlukan transfusi darah dan transfusi trombosit
Anda akan diperbolehkan pulang dari rumah sakit jika:
- Tidak demam selama 24–48 jam ke depan
- Dapat mengonsumsi obat dan tidak memuntahkannya selama kurun 48 jam ke depan
- Mampu mengendalikan berbagai gejala, seperti mual, muntah, dan diare dengan obat-obatan
- Dapat makan dan minum untuk mencukupi kebutuhan cairan
- Memiliki jumlah sel darah dalam level yang aman
- Memiliki pelaku rawat di rumah untuk membantu Anda selama masa pemulihan
Periode perawatan dan pemulihan setelah transplantasi sel punca singeneik
Proses pemulihan dapat berlangsung selama beberapa bulan atau lebih. Selama periode tersebut, Anda mungkin tidak dapat kembali bekerja atau beraktivitas seperti dulu.
Anda akan berisiko terserang infeksi selama 1–2 tahun ke depan karena sistem imun Anda perlu waktu untuk kembali hingga benar-benar kuat.
Selama masa pemulihan, Anda harus periksa kontrol ke dokter untuk memantau kondisi kesehatan dan perkembangan Anda.