• Gleneagles Singapore

Infeksi Saluran Air Kemih

  • Apakah Infeksi Saluran Kemih itu?

    Sistem saluran kemih meliputi kandung kemih, ginjal, ureter dan uretra. Ginjal berfungsi seperti saringan untuk membuang kelebihan cairan, elektrolit dan kotoran dari darah Anda, dan hanya mempertahankan elemen yang penting. Masing-masing ginjal memiliki ureter (saluran kecil) yang menggabungkannya ke kantung kemih. Air kemih dibuang dari ginjal ke dalam kantung kemih melalui ureter. Apabila kandung kemih sudah penuh, air kemih keluar dari tubuh melalui saluran yang disebut uretra. Infeksi saluran kemih adalah infeksi pada bagian sistem saluran kemih. Infeksi Saluran Kemih biasanya mempengaruhi kantung kemih atau uretra terlebih dahulu, dan jika tidak dirawat, hal ini dapat menyebar ke ureter dan ginjal. Jenis Infeksi Saluran Kemih mencakup:

    • Infeksi Kantung Kemih (Cystitis)
    • Infeksi Ginjal (Pyelonephritis)
    • Infeksi Uretra (Urethritis)
  • Air kemih biasanya steril, yang berarti tidak mengandung bakteri, virus atau jamur. UTI dapat terjadi apabila ada mikroorganisme yang memasuki sistem air kemih melalui uretra. Sebagian besar infeksi disebabkan oleh Escherichia coli (E. coli), yaitu bakteri saluran pencernaan yang hidup dalam kolon dan menyebar ke uretra dari anus. Mikroorganisme lainnya mencakup Chlamydia dan Mycoplasma, dapat menyebabkan UTI pada pria dan wanita, tetapi UTI ini biasanya terbatas pada uretra dan sistem reproduksi. Karena mikroorganisme ditularkan melalui hubungan seksual, maka kedua pasangan memerlukan perawatan jika terjadi infeksi.

    Sebagian orang memiliki risiko lebih tinggi untuk mengembangkan UTI.

    • Penyebab lain yang meningkatkan risiko UTI mencakup kelainan struktural sistem kemih, batu saluran kemih, dan hambatan kandung kemih.
    • Seseorang yang menderita diabetes juga lebih mudah terkena UTI, karena kelebihan gula dalam air kemih. Pria yang menderita pembesaran prostat memiliki risiko tinggi mengembangkan UTI, karena mereka biasanya tidak mampu mengosongkan kandung kemih mereka hingga tuntas.
    • UTI dapat juga terjadi pada bayi yang lahir abnormal dalam sistem air kemihnya.
    • Wanita lebih rentan daripada pria untuk terkena UTI (1 dalam 5 wanita mengembangkan UTI selama masa hidupnya), karena mereka memiliki uretra yang lebih pendek, sehingga bakteri tidak perlu menempuh jarak yang panjang untuk mencapai kandung kemih. Risiko pada wanita biasanya meningkat apabila mereka aktif secara seksual, dan juga setelah menopause akibat uretra dan vagina yang kering.
  • Gejala UTI bervariasi, tergantung pada jenis infeksi, dan beragam lebih jauh antara anak-anak dan orang dewasa. Selain itu, sebagian orang yang menderita UTI mungkin tidak memiliki gejala. Apabila terdapat gejala, ini dapat mencakup salah satu dari berikut ini:

    • Nyeri punggung.
    • Darah dalam urin.
    • Warna urin keruh.
    • Demam dan menggigil.
    • Sering dan kebutuhan yang mendesak untuk buang air kecil.
    • Inkontinensi.
    • Malaise (pada umumnya sering merasa tidak sehat).
    • Mual dan muntah-muntah.
    • Rasa nyeri di perut atau di bagian atas tulang pubic.
    • Rasa nyeri di rusuk.
    • Terasa menyakitkan dan panas saat buang air kecil.
    • Pengobatan dengan antibiotik yang memadai biasanya cukup untuk merawat UTI yang tidak memiliki komplikasi. Pilihan dan lamanya perawatan antibiotik tergantung pada riwayat medis Anda dan jenis bakteri yang menyebabkan infeksi.
    • Tindakan pencegahan, khususnya pada wanita yang mengalami kembali infeksi, dapat diterapkan untuk mengurangi risiko mengembangkan UTI. Ini mencakup:
      1. Minum jus cranberry atau vitamin c untuk membantu memberikan keasaman pada urin sehingga menghambat pertumbuhan bakteri.
      2. Minum air yang banyak.
      3. Tidak menahan terlalu lama untuk buang air kecil, dan buang air kecil apabila Anda merasa harus.
      4. Segera buang air kecil setelah melakukan hubungan seksual.
    • Wanita yang mengalami kembali UTI mungkin perlu minum antibiotik setiap hari selama tiga hingga enam bulan, atau setelah melakukan hubungan seksual.
    • Kerusakan ginjal dapat terjadi jika cystitis tidak dirawat, karena infeksi dapat menyebar ke ginjal.
    • Infeksi darah yang serius (Septicaemia) dapat terjadi jika bakteri yang menyebabkan UTI memasuki aliran darah.
    • UTI selama kehamilan dapat menyebabkan kelahiran prematur
  • Spesialis Kami

    Ada 14 SpesialisLihat Semua

    Ada 14 SpesialisLihat Semua