Prolaps Uteri terjadi apabila organ pelvis melorot dari posisi asalnya di pelvis. Hal ini adalah kondisi paling umum, terutama di antara wanita lansia. Prolaps Uteri terjadi apabila otot dasar pelvik menjadi lemah atau rusak, dan tidak lagi dapat menyangga organ pelvis. Organ pelvis mencakup uterus (rahim), saluran indung telur dan fallopian serta rektum dan kantung kemih.
Terdapat beberapa jenis Prolapse Organ Pelvis:
- Kantung Kemih (Cystocoele) — Kantung kemih menciptakan gelembung di dinding vagina depan.
- Rektum atau usus besar (Rectocoele) — Ujung usus besar (rektum) menggelembung menembus dinding belakang vagina, dan hal ini juga memungkinkan rektum lepas dari anus.
- Usus kecil (Enterocoele) — Sebagian usus kecil mungkin tergelincir ke bawah di antara rektum dan dinding belakang vagina.
- Urethra (Urethrocoele) — Uretra (saluran yang membawa air kemih dari batu kemih) mendorong menembus bagian depan dinding vagina.
- Uterus — Apabila uterus (rahim) melorot ke dalam vagina, hal ini diklasifikasikan sebagai berikut:
- Stadium 1 — Uterus agak turun, mungkin tidak terlihat, dan tanpa gejala
- Stadium 2 — Uterus jatuh lebih jauh ke dalam vagina dan serviks (leher atau ujung rahim) dapat terlihat pada, atau hanya di bagian luar celah vagina.
- Stadium 3 — Sebagian besar uterus sudah jatuh menembus celah vagina
- Stadium 4 — Seluruh uterus sudah jatuh menembus celah vagina (Procidentia)
- Vault prolapse — Vagina menyusut dengan sendirinya setelah histerektomi.