Glomerulonefritis adalah penyakit ginjal akibat peradangan pembuluh darah kecil di ginjal. Glomerulus berperan untuk membuang sisa kotoran dan cairan dari aliran darah yang kemudian diekskresikan melalui urine.
Glomerulonefritis dapat diakibatkan oleh peradangan glomerulus secara mendadak (akut) atau berangsur-angsur (kronis). Peradangan ini akan mengakibatkan kerusakan pada glomerulus sehingga ginjal tidak dapat menyaring sisa kotoran dari darah sebagaimana mestinya.
Ada 4 jenis glomerulonefritis:
Nefropati IgA. Ini disebabkan oleh endapan imunoglobulin (IgA) dalam glomerulus, yang ditandai dengan kemunculan darah dan protein dalam urine. Penyakit ini dapat diderita selama bertahun-tahun tanpa gejala yang berarti.
Sklerosis global segmental fokal. Kondisi ini bisa diakibatkan oleh penyakit lain atau tanpa alasan yang diketahui. Tandanya adalah penyebaran jaringan parut pada glomerulus dan dapat mengakibatkan gagal ginjal.
Glomerulonefritis membranosa. Kondisi ini terjadi ketika glomerulus rusak dan menebal. Terjadi kebocoran protein diakibatkan oleh kerusakan pada pembuluh darah ke saluran kencing. Oleh sebab itu, tanda dan gejalanya disebut sindrom nefrotik.
Lupus eritematosus sistemik. Ini adalah penyakit autoimun sistemik yang terjadi ketika sistem kekebalan menyerang jaringan dan organ tubuh. Peradangan yang disebabkan oleh kondisi ini bisa memengaruhi beberapa sistem tubuh, seperti persendian, kulit, ginjal, sel darah, otak, jantung, dan paru-paru.
Apa saja gejala glomerulonefritis?
Gejala glomerulonefritis biasanya dirasakan ketika glomerulus sudah mengalami kerusakan parah. Di antaranya adalah:
Urine berubah warna (gelap atau merah muda)
Urine berbusa (karena urine mengandung protein)
Pusing, sakit kepala, demam, dan
menggigil
Tekanan darah tinggi
Produksi urine berkurang
Pembengkakan pada kaki, tangan, dan wajah karena retensi cairan berlebih (edema)
Apa saja penyebab glomerulonefritis?
Ada berbagai kondisi yang dapat menyebabkan glomerulonefritis. Di antaranya adalah:
Penyakit autoimun. Glomerulonefritis dapat disebabkan oleh masalah sistem kekebalan tubuh tertentu (penyakit autoimun). Salah satu contohnya adalah nefropati IgA, yaitu ketika antibodi (imunoglobulin A) mengendap di glomerulus sehingga glomerulus membengkak. Mekanisme persis nefropati IgA belum sepenuhnya diketahui, dan penyakit ini dapat diderita selama bertahun-tahun tanpa terdeteksi.
Glomerulonefritis primer akan memengaruhi ginjal secara langsung
Glomerulonefritis sekunder umumnya disebabkan oleh infeksi bakteri (infeksi streptokokus pada tenggorokan), infeksi virus (infeksi virus HIV dan hepatitis), infeksi jantung (endokarditis karena bakteri), kanker, diabetes, tekanan darah tinggi, dan abses.
Lupus. Peradangan yang disebabkan oleh lupus dapat memengaruhi beragam bagian tubuh, termasuk ginjal. Lupus dapat menyebabkan kerusakan ginjal serius. Gagal ginjal adalah salah satu penyebab utama kematian pada penderita lupus.
Penyakit Goodpasture. Ini adalah gangguan imunologis langka pada paru-paru, mirip dengan pneumonia. Sindrom Goodpasture mengakibatkan perdarahan pada paru-paru dan glomerulonefritis.
Apa saja faktor risiko glomerulonefritis?
Seseorang lebih berpeluang mengidap glomerulonefritis jika:
Memiliki riwayat turunan penyakit dan infeksi ginjal. Faktor genetik dapat berperan dalam glomerulonefritis.
Penyakit sistem imun. Penyakit tertentu, seperti lupus dan diabetes, dapat menimbulkan jaringan parut pada glomerulus yang bisa mengakibatkan glomerulonefritis. Pasien mungkin mengalami gagal ginjal atau urine berprotein ketika faktor pertumbuhan menyebabkan pembentukan jaringan parut pada sel glomerulus.
Konsumsi antibiotik dan obat nyeri jangka panjang. Konsumsi jangka panjang obat-obatan dalam kategori obat anti-inflamasi non steroid (OAINS) untuk meredakan atau mengurangi rasa sakit, seperti aspirin atau ibuprofen, dapat meningkatkan risiko glomerulonefritis.
Baru menjalani pembedahan saluran kemih. Pembedahan kadang dapat menyebabkan masalah pada aliran urine. Komplikasi bedah dapat menyebabkan aliran urine naik atau refluks ke ginjal, bukannya mengalir dari ginjal ke kandung kemih.
Apa saja komplikasi dan penyakit terkait glomerulonefritis?
Glomerulonefritis dapat menimbulkan beberapa komplikasi kesehatan, antara lain:
Tekanan darah tinggi. Tekanan darah tinggi diakibatkan oleh kerusakan pada ginjal dan penumpukan kotoran dalam aliran darah. Tekanan darah dihitung dari jumlah darah yang dipompa oleh jantung dan tingkat resistensi aliran darah di arteri.
Penyakit ginjal. Ginjal dapat berangsur-angsur kehilangan kemampuan penyaringannya. Pasien penyakit ginjal stadium akhir akan memerlukan dialisis (cuci darah) atau transplantasi ginjal jika fungsi ginjal telah menurun hingga kapasitasnya berada di bawah 10% dari kapasitas normal.
Gagal ginjal. Ketika kemampuan bagian penyaring pada nefron menurun, kotoran akan menumpuk dengan cepat. Jika demikian, pasien harus menjalani cuci darah darurat dengan mesin khusus untuk membuang cairan dan kotoran berlebih dari tubuh.
Sindrom nefrotik. Sindrom ini terjadi jika protein yang dibuang ke urine terlalu banyak sehingga darah kekurangan protein. Kondisi ini mungkin berhubungan dengan kolesterol tinggi serta pembengkakan atau edema pada kaki, perut, dan kelopak mata. Selain merusak ginjal, kebocoran protein juga dapat meningkatkan risiko gumpalan darah dan infeksi tertentu.
Bagaimana cara mencegah glomerulonefritis?
Sebagian besar jenis glomerulonefritis tidak dapat dicegah. Namun, langkah berikut dapat membantu menurunkan risiko penyakit ini:
Segera lakukan penanganan infeksi streptokokus jika Anda mengalami sakit tenggorokan atau impetigo
Ikuti panduan seks yang aman dan jangan gunakan obat-obatan intravena untuk mencegah infeksi yang dapat mengakibatkan glomerulonefritis
Cegah dan kontrol faktor risiko, seperti tekanan darah tinggi, diabetes, dan obesitas, untuk meminimalkan kerusakan ginjal
Temukan cara-cara praktis dan alami untuk meningkatkan kesehatan ginjal Anda, tanda-tanda awal yang mengindikasikan adanya masalah ginjal, dan kapan Anda harus memeriksakan diri ke dokter untuk kesehatan ginjal Anda.
Penyakit ginjal kronis terus meningkat, dan menjadi lebih penting dari sebelumnya untuk mengetahui apa itu penyakit ginjal kronis, bagaimana mencegahnya, dan bagaimana menanganinya.
Bisa menjadi kekhawatiran saat mengetahui Anda memiliki kista ginjal, terutama karena kondisi ini tidak selalu disertai gejala. Dr Tan Yau Min menjelaskan apa yang perlu Anda ketahui.
Dr Angeline Goh, spesialis ginjal di Mount Elizabeth Hospital, menjawab beberapa pertanyaan umum tentang ginjal, termasuk penyebab gagal ginjal, yang merupakan penyebab utama kematian di seluruh dunia.
Apa itu batu ginjal dan apakah itu kondisi yang serius? Kami membagikan pengobatan dan perawatan rumahan yang tersedia, dan kapan Anda harus segera mencari pertolongan medis di UGD.
Para pengunjung gym yang baru mencoba kelas spin dan CrossFit, bahkan mereka yang mungkin sangat bugar, dapat berisiko mengalami rhabdomyolysis karena terlalu banyak berolahraga.