Pemeriksaan neurologis. Mengevaluasi gejala dan fungsi neurologis.
Tes pencitraan. CT scan atau MRI digunakan untuk mendeteksi perdarahan di otak dan menentukan luas dan lokasi perdarahan.
Angiografi. Tes ini melibatkan penyuntikan zat warna kontras ke dalam pembuluh darah untuk memvisualisasikan kelainan seperti aneurisma atau AVM.
Tes darah. Tes ini dapat membantu mengidentifikasi kondisi yang mendasari yang mungkin berkontribusi terhadap stroke.
Bagaimana penanganan stroke hemoragik?
Pengobatan berfokus pada penghentian pendarahan, mengurangi tekanan pada otak, dan mengatasi penyebabnya. Pilihannya meliputi:
Obat-obatan. Obat-obatan untuk mengurangi tekanan darah, mengatasi pembengkakan, dan mencegah kejang dapat diberikan.
Intervensi bedah. Pembedahan mungkin diperlukan untuk memperbaiki pembuluh darah yang rusak, menghilangkan gumpalan darah, atau meringankan tekanan pada otak.
Prosedur endovaskular. Teknik invasif minimal, seperti melingkar atau pemasangan stent, dapat digunakan untuk memperbaiki aneurisma atau AVM.
Rehabilitasi. Rehabilitasi pasca stroke, termasuk terapi fisik, terapi okupasi, dan terapi wicara, sangat penting untuk pemulihan dan mendapatkan kembali fungsi yang hilang.