Knee preservation arthroscopy

Sumber: Shutterstock

Pemeliharaan Lutut: Bagaimana Pemeliharaan Lutut Dapat Membantu Mencegah Pembedahan Besar

Terakhir diperbarui: Selasa, 21 Agustus 2018 | 2 menit waktu membaca
Dr Tan Chyn Hong

Spesialis Bedah Tulang & Ortopedi

Dr Tan Chyn Hong

Spesialis Bedah Tulang & Ortopedi

Dr. Tan Chyn Hong, dokter bedah ortopedi di Rumah Sakit Mount Elizabeth Novena, menjelaskan bagaimana Anda dapat terhindar dari pembedahan penggantian lutut total dengan artroskopi pemeliharaan lutut saat Anda masih muda.

Jika lutut Anda rusak dan tidak dapat diperbaiki, kondisi ini disebut sebagai artritis, dan akan memerlukan pembedahan penggantian lutut total (Total knee replacement - TKR) dengan komponen logam dan plastik.

Namun, tahukah Anda bahwa komponen logam dan plastik yang digunakan dalam pembedahan ini hanya memiliki masa pakai 15 – 20 tahun?

Hal ini berarti jika Anda menjalani TKR pada usia yang cukup muda, maka Anda kemungkinan besar perlu menjalani prosedur ini satu kali lagi. TKR memerlukan bedah terbuka tradisional dan rawat inap di rumah sakit minimal selama 4 hari. Periode pemulihan TKR umumnya 3 – 6 bulan, jika dibandingkan dengan bedah Laparoscopic (keyhole). TKR juga mungkin memiliki risiko dan tingkat komplikasi yang lebih tinggi.

Karena kekhawatiran ini, wajar bagi pasien dengan gangguan kondisi lutut untuk mencari alternatif. Pemecahannya adalah memelihara lutut secara dini daripada menjalani penggantian lutut di masa mendatang.

Jika Anda memiliki kekhawatiran mengenai kesehatan lutut Anda, berkonsultasilah pada dokter spesialis ortopedi.

Apa itu artroskopi pemeliharaan lutut?

Apa itu artroskopi pemeliharaan lutut?
Artroskopi pemeliharaan lutut (Knee preservation arthroscopy - KPA) adalah serangkaian prosedur bedah Laparoscopic (keyhole) yang dilakukan untuk mengobati kerusakan struktural lutut secara dini.

“Jika Anda muda dan aktif, serta memberikan banyak tekanan pada persendian Anda akibat gaya hidup atau hobi, maka Anda harus berhati-hati terhadap munculnya masalah seperti cedera ligamen, kerusakan tulang rawan, dan robekan meniskus,” kata Dr. Tan.

Jika Anda memiliki kondisi ini, Anda dapat memilih untuk menjalani KPA, yaitu suatu prosedur bedah / Laparoscopic (keyhole) / ringan yang dapat mencegah kondisi Anda memburuk dan menyebabkan perlunya operasi penggantian lutut yang besar di masa mendatang.

“Banyak orang berpikir bahwa artritis terjadi akibat usia tua dan tidak ada yang dapat dilakukan untuk memelihara lutut mereka,” tambah Dr. Tan.

“Tujuan pemeliharaan lutut adalah untuk mencegah kerusakan lutut yang tidak dapat diperbaiki, yang akan memerlukan penggantian lutut total, terutama untuk pasien yang berusia lebih muda.”

Siapa yang cocok menjalani KPA?

Cedera yang diobati dengan artroskopi pemeliharaan lutut
Artroskopi pemeliharaan lutut umumnya dilakukan pada pasien yang berusia di bawah 50 tahun dengan kerusakan lutut struktural, akibat cedera lutut, seperti:

Robekan ligamen: Hal ini menyebabkan lutut menjadi tidak stabil, mengarah pada kerusakan lebih lanjut pada struktur lutut yang lain. Prosedur KPA dapat merekonstruksi ligamen dan memperbaiki ketidakstabilannya untuk memperpanjang umur bagian lutut yang lain.

Kerusakan tulang rawan lutut: Hal ini dapat diobati dengan terapi atroskopi sel punca (stem cell), prosedur KPA lain, di mana tulang rawan diregenerasi dengan penggunaan sel punca.

Robekan meniskus: Jika Anda mengalami robekan meniskus (bantalan sendi lutut), Anda harus memelihara meniskus dengan memperbaikinya agar dapat mempertahankan sifat penyerap guncangannya. Jika meniskus Anda mengalami cedera parah dan perlu dibuang, maka hal ini akan menyebabkan lutut yang semakin aus dan robek, serta artritis dini.

“Menjalani bedah ringan ketika Anda masih muda adalah ide yang lebih baik daripada menjalani bedah besar ketika Anda sudah tua,” saran Dr. Tan. “Hal ini akan mencegah memburuknya kondisi Anda hingga mencapai tahap dimana Anda akan memerlukan penggantian persendian di masa mendatang.”

Untuk mencari tahu lebih lanjut tentang pemeliharaan lutut, berbicaralah dengan dokter spesialis ortopedi.

Artikel Terkait
Lihat semua