Nyeri Leher - Gejala & Penyebab

Apa itu nyeri leher?

Nyeri leher merupakan suatu gangguan umum yang kerap menyerang orang dewasa. Postur tubuh buruk akibat terlalu lama menggunakan komputer dan ponsel kini makin kerap jadi penyebabnya. Seiring bertambahnya usia, spina servikal juga mengalami perubahan degeneratif (proses penuaan).

Tulang belakang dipisahkan oleh diskus servikal, yang bertindak sebagai peredam guncangan. Seiring waktu, diskus antara tulang tersebut mengalami penuaan. Diskus dapat turun, bergeser dari posisi normalnya, dan menjadi lebih kaku.

Jenis-jenis nyeri leher

Ada berbagai jenis nyeri leher yang dapat dikategorikan sebagai berikut:

Nyeri leher aksial (nyeri mekanik)

Nyeri leher aksial:

  • Merupakan jenis nyeri leher paling umum
  • Biasanya disebabkan otot leher yang tertekan atau ligamen yang keseleo
  • Juga dapat berkaitan dengan degenerasi spinal atau trauma

Nyeri radikuler (radikulopati servikal atau saraf terjepit)

Nyeri radikuler:

  • Timbul ketika akar saraf yang meradang dalam spina servikal menyebabkan rasa nyeri di sekitar saraf tersebut hingga ke bahu, lengan, atau tangan.
  • Biasanya disebabkan degenerasi (proses penuaan) spinal, seperti saat akar saraf meradang karena taji tulang, atau saraf servikal terjepit.
  • Juga mungkin diakibatkan cedera tiba-tiba yang menimbulkan saraf terjepit.

Nyeri alih

Nyeri alih:

  • Terasa di lokasi terpisah dari sumbernya. Sumber nyeri bisa dari bagian tubuh yang tidak berkaitan karena interkoneksi jaringan saraf.
  • Pemicu, cara berkembang, dan penyebarannya belum diketahui secara pasti.
  • Terkadang asalnya dapat ditelusuri ke organ sumbernya, misalnya jantung (ketika terjadi serangan jantung) atau rahang (sendi temporomandibular/TMJ).

Nyeri mielopati (mielopati servikal)

Nyeri mielopati:

  • Terjadi ketika tulang belakang di leher tertekan.
  • Gejala awal kompresi tulang belakang progresif samar dan tidak spesifik sehingga sering salah didiagnosis. Jika tidak dilakukan deteksi dan MRI, gangguan ini kerap luput dan baru diketahui saat sudah di stadium lanjut.
  • Juga dapat terjadi ketika traktus asenden tulang belakang, yaitu pembawa informasi sensorik seperti rasa sakit dan sentuhan, tertekan atau teriritasi (nyeri funikuler).

Nyeri leher akut versus kronis

Nyeri leher juga dapat dikategorikan berdasarkan durasi dan penyebabnya menjadi:

  • Nyeri akut biasanya tidak lebih dari 4 minggu dan diakibatkan trauma atau cedera akut seperti leher tertekan atau cedera olahraga. Nyeri ini juga bisa disebabkan peradangan yang kadang hilang setelah beristirahat.
  • Nyeri kronis muncul secara bertahap dan terasa lebih dari 3 bulan. Akar penyebabnya mungkin dapat atau tidak dapat diidentifikasi.

Apa saja gejala nyeri leher?

Gejala nyeri leher dapat berbeda-beda tergantung pada jenis nyeri yang diderita.

Nyeri leher aksial (nyeri mekanik)

Gejala nyeri leher aksial (nyeri mekanik) meliputi:

  • Nyeri yang terpusat utamanya di area leher dan tidak berpindah atau menyebar
  • Nyeri tumpul, intens, atau berdenyut, tetapi bisa juga tajam atau menusuk
  • Gerakan tertentu atau postur tubuh buruk dapat memperburuk gejala

Nyeri radikuler (radikulopati servikal)

Gejala nyeri radikuler, biasa dikenal sebagai saraf terjepit, meliputi:

  • Nyeri yang terasa seperti sengatan listrik dan mungkin kian intens saat bergerak atau berada di postur tertentu
  • Kesemutan di jari atau tangan
  • Lemah otot di lengan, bahu, atau tangan
  • Rasa kebas
  • Bisa jadi hanya terasa di satu sisi tubuh atau keduanya

Nyeri alih

Gejala nyeri alih meliputi:

  • Rasa mirip keram yang intens atau sensasi berdenyut
  • Rasa sakit yang mungkin mirip nyeri radikuler, tetapi lebih menyebar atau tidak terpusat
  • Biasanya terasa pada salah satu sisi tubuh, meski tak jarang terasa di kedua sisi tubuh

Nyeri mielopati (mielopati servikal)

Gejala nyeri mielopatik antara lain:

  • Leher terasa kaku dan tidak dapat bergerak bebas
  • Nyeri menusuk yang terasa di leher dan sepanjang tulang belakang
  • Lengan dan tangan terasa lemah dan kesemutan
  • Dapat memengaruhi kemampuan motorik halus, keseimbangan, dan koordinasi, misalnya menulis, bermain alat musik, memakai sumpit, dan mengancingkan baju

Apa penyebab nyeri leher?

Penyebab nyeri leher antara lain:

  • Otot tertekan. Postur tubuh buruk atau tidak tepat (misalnya mengempit ponsel di antara bahu dan leher), kelebihan berat badan, atau otot perut yang lemah dapat menekan otot leher.
  • Degenerasi sendi. Sendi leher mengalami proses penuaan seiring bertambahnya usia. Ada juga gangguan yang memengaruhi tulang belakang, seperti gangguan servikal spondilosis, yang menyebabkan penuaan bantalan (tulang rawan) pada ruas tulang belakang.
  • Tekanan pada saraf. Tekanan akibat saraf terjepit atau taji tulang pada tulang leher dapat memengaruhi saraf tulang belakang.
  • Cedera parah secara tiba-tiba akibat kecelakaan atau terjatuh. Cedera lecutan (whiplash) adalah cedera pada jaringan lunak leher akibat sentakan pada kepala. Penyebab umumnya adalah kecelakaan mobil akibat tubrukan.
  • Penyakit. Nyeri leher dapat disebabkan kondisi tertentu, misalnya reumatik dan spondilitis ankilosa. Kanker dan meningitis juga dapat menjadi sumber penyebab lainnya.

Bagaimana cara mencegah nyeri leher?

Nyeri leher kebanyakan disebabkan postur tubuh buruk dan proses penuaan seiring bertambahnya usia, maka cara mencegahnya adalah dengan mengubah gaya hidup.

Anda dapat melakukan perubahan sederhana pada rutinitas harian, misalnya:

  • Menghindari postur tegang yang tidak tepat, seperti mengempit ponsel di antara telinga dan bahu saat menelepon.
  • Tidak menggendong tas bahu yang berat. Beban berlebih dapat menekan leher Anda.
  • Menjaga postur tubuh yang baik. Berdiri atau duduk tegak. Pastikan bahu Anda tegak lurus dengan pinggul dan telinga Anda sejajar dengan bahu.
  • Menjaga posisi tidur yang baik. Sejajarkan kepala dan leher Anda dengan tubuh saat tidur. Gunakan alat bantu tidur, seperti bantal kecil yang diletakkan di bawah leher.
  • Berhenti merokok. Merokok berisiko tinggi menyebabkan nyeri leher.
  • Mengatur ulang posisi meja, kursi, dan komputer Anda. Pastikan tinggi monitor sejajar dengan pandangan mata. Saat duduk, gunakan kursi yang memiliki penopang tangan dan pastikan lutut Anda sedikit lebih rendah dari pinggul.
  • Sering-sering beristirahat. Jika Anda harus duduk selama berjam-jam di depan komputer atau saat bepergian, sering-seringlah melakukan peregangan, berjalan, atau berdiri. Ambil waktu istirahat 5 menit setiap 45 menit sekali.
Halaman ini telah ditinjau oleh peninjau konten medis kami.

Perlu bantuan?


Untuk mengajukan pertanyaan, hubungi
+65 6575 7575

Untuk membuat janji temu, hubungi kami via WhatsApp di nomor
+65 8111 9777