Stroke - Gejala & Penyebab

Apa itu stroke?

Stroke terjadi apabila aliran darah ke suatu bagian otak mendadak terganggu atau berkurang drastis akibat tersumbat atau pecahnya pembuluh darah.

Akibatnya, sel-sel otak mati sehingga dapat terjadi cedera atau disabilitas yang sifatnya permanen, tergantung bagian otak yang terserang.

Jenis-jenis stroke

Stroke umumnya terbagi menjadi 2 jenis:

  • Stroke iskemik
  • Stroke hemoragik

Stroke ringan

Pada beberapa kasus serangan iskemik transien, gejalanya mungkin mirip stroke. Penyebabnya adalah terganggunya aliran darah ke otak secara sementara (transien) akibat penggumpalan darah yang sifatnya sementara pula.

Disebut juga ‘mini-stroke’, gejalanya terjadi dengan cepat dan berlangsung relatif singkat (dari hitungan menit sampai kurang dari 24 jam). Jika mengalaminya, harap waspada dan sebaiknya segera minta pertolongan medis untuk mengetahui faktor risiko yang Anda miliki sekaligus mencegah stroke.

Banyak yang mengira bahwa stroke hanya menyerang lansia. Akan tetapi, sebenarnya stroke dapat menyerang siapa saja. Di Singapura, stroke menjadi penyebab kematian terbanyak keempat dan menjadi penyebab 6% kematian yang terjadi selama 2020.

Apa saja gejala stroke?

Gejala stroke umumnya berupa:

  • Lemah otot dan/atau kelumpuhan sebelah secara mendadak
  • Penglihatan ganda atau gangguan penglihatan lainnya secara mendadak
  • Kebingungan atau pusing secara tiba-tiba
  • Sakit kepala berat secara tiba-tiba
  • Mati rasa pada sebagian tubuh
  • Kesulitan berbicara atau menelan
  • Hilang keseimbangan atau koordinasi
  • Hilang kesadaran
  • Hilang ingatan atau konsentrasi
  • Wajah turun sebelah (perot) dan keluarnya air liur secara tidak sadar (mengiler) yang tiba-tiba

Jika mengalami gejala pertanda stroke di atas, sebaiknya segera minta pertolongan medis. Penanganan medis langsung (dalam waktu 4,5 jam sejak serangan stroke terjadi) dapat secara efektif meminimalkan risiko penderita mengalami disabilitas.

Apa penyebab stroke?

Penyebab stroke tergantung pada jenisnya:

Stroke iskemik

Untuk jenis ini, stroke terjadi akibat penumpukan kolesterol atau plak pada dinding pembuluh darah di otak. Plak ini dapat memicu penggumpalan darah. Akibatnya, pembuluh darah menyempit atau tersumbat sehingga aliran darah ke otak berkurang atau terhenti.

Stroke hemoragik

Stroke hemoragik terjadi saat pembuluh darah di otak bocor atau pecah akibat kondisi medis, seperti tekanan darah tinggi atau aneurisma otak, yaitu menonjolnya dinding pembuluh darah dalam otak secara abnormal hingga menyerupai balon.

Apa saja faktor risiko stroke?

Orang dengan kondisi berikut berisiko lebih tinggi menderita stroke:

  • Memiliki tekanan darah yang tinggi ([hipertensi])(/id/conditions-diseases/hypertension/symptoms-causes))
  • Menderita penyakit jantung
  • Banyak mengonsumsi alkohol
  • Memiliki kadar kolesterol dalam darah yang tinggi
  • Menderita diabetes
  • Merokok

Faktor risiko lain di antaranya:

  • Bertambahnya usia
  • Memiliki riwayat stroke atau serangan iskemik transien
  • Memiliki riwayat stroke dalam keluarga
  • Kelainan genetik atau bawaan

Apa saja komplikasi dan penyakit terkait stroke?

Tergantung bagian otak yang diserang, stroke dapat berujung pada disabilitas yang sifatnya sementara atau permanen.

Komplikasi stroke antara lain:

  • Hilangnya kekuatan otot, atau kelumpuhan. Akibat stroke, otot pada bagian tertentu menjadi tidak dapat dikendalikan, misalnya otot wajah atau otot lengan. Stroke yang parah juga dapat menyebabkan kelumpuhan sebelah di sekujur tubuh.
  • Kesulitan berbicara atau menelan. Stroke juga dapat menyerang otot di tenggorokan atau mulut sehingga menyulitkan penderita untuk berbicara, mengunyah, atau menelan makanan.
  • Menurunnya daya ingat dan gangguan kognitif. Pada kasus tertentu, stroke dapat memicu hilangnya ingatan. Akibatnya, daya berpikir serta kemampuan menalar dan mengambil keputusan dapat berkurang.
  • Nyeri. Nyeri, kesemutan, mati rasa, atau sensasi lainnya mungkin timbul di area yang terganggu akibat stroke.
  • Depresi dan perubahan emosi. Karena tidak mampu melakukan aktivitas fisik seperti biasa dan tingkat kemandirian berkurang, penderitanya mungkin merasakan kesedihan yang luar biasa yang dapat berujung pada depresi.

Bagaimana cara mencegah stroke?

  • Pencegahan primer stroke merupakan bentuk pencegahan untuk orang dengan faktor risiko stroke yang belum mengalami stroke. Langkah pencegahan ini dapat berupa perubahan gaya hidup atau konsumsi obat-obatan untuk mengatasi dan mengendalikan kondisi tertentu, seperti hipertensi dan diabetes melitus.

    Jika mengidap hipertensi, Anda mungkin akan diberi obat-obatan seperti obat antihipertensi untuk menurunkan tekanan darah. Menurut sejumlah penelitian, penurunan tekanan darah yang sedikit sekalipun pada pasien lanjut usia dapat secara efektif mengurangi risiko stroke sebesar 30–40%.

    Pasien dengan gangguan jantung, seperti fibrilasi atrium (detak jantung tak teratur) mungkin akan diberi obat antikoagulan (pengencer darah) untuk mengatasi kondisi yang dialaminya sehingga risiko stroke menurun.

  • Sementara itu, pencegahan sekunder stroke merupakan upaya mengurangi risiko stroke kambuh pada pasien dengan riwayat stroke atau serangan iskemik transien.

    Langkah pencegahan sekunder yang utama, antara lain, pemberian obat antiplatelet (pencegah penggumpalan darah) atau obat antikoagulan untuk mengatasi atau mengurangi risiko terjadinya penggumpalan darah dalam pembuluh darah.

Halaman ini telah ditinjau oleh peninjau konten medis kami.

Perlu bantuan?


Untuk mengajukan pertanyaan, hubungi
+65 6575 7575

Untuk membuat janji temu, hubungi kami via WhatsApp di nomor
+65 8111 9777